Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ribut Bendera Partai Mana yang Akan Dikibarkan di Rumah, Ayah di Pakistan Bunuh Anak

PESHAWAR, KOMPAS.com - Seorang ayah membunuh sang anak setelah keduanya berselisih paham mengenai bendera partai politik mana yang akan dikibarkan menjelang Pemilu Pakistan.

Pertengkaran terjadi ketika sang anak, yang baru saja kembali dari bekerja di Qatar, mengibarkan bendera partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) yang dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Imran Khan di rumah keluarga di pinggiran kota Peshawar, provinsi Khyber Pakhtunkhwa.

"Sang ayah melarang putranya mengibarkan bendera PTI di rumah, tetapi sang putra menolak untuk menurunkannya dan mempertahankan PTI," kata Pejabat Polisi Distrik Naseer Farid pada Selasa (23/1/2024).

"Pertengkaran meningkat, dan dalam keadaan marah, sang ayah menembakkan pistol ke arah putranya yang berusia 31 tahun, sebelum melarikan diri dari rumah," tambahnya, dikutip dari AFP.

Sang anak meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit.

Polisi sedang mencari sang ayah yang berafiliasi dengan Partai Nasional Awami yang beraliran nasionalis.

Warga itu dilaporkan sempat mengibarkan bendera Partai Nasional Awami.

Pemilu yang dijadwalkan pada tanggal 8 Februari sering diwarnai dengan kekerasan di Pakistan, dengan para kandidat menjadi sasaran pengeboman dan serangan senjata oleh kelompok Islamis.

"Pada minggu pertama Februari, sekitar 5.000 pasukan paramiliter Frontier Constabulary (FC) akan dikerahkan ke provinsi Khyber Pakhtunkhwa di barat laut yang berbatasan dengan Afghanistan," kata komandan Moazzam Jah Ansari kepada AFP.

https://www.kompas.com/global/read/2024/01/23/151612770/ribut-bendera-partai-mana-yang-akan-dikibarkan-di-rumah-ayah-di-pakistan

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke