Hilton membagikan video di akun TikTok @hiremehiltonau berlabel “proses rekrutmen di Hilton”.
Teks yang menyertainya menyebut: “Mencari pekerjaan dengan #hilton? #tiktokresume #hospitalitylife #hiremehilton”.
Hilton memposting video berdurasi 34 detik yang meminta calon karyawan untuk mencari posisi yang mereka minati dan melamar dengan membuat video berdurasi 1 menit atau kurang.
"Video menunjukkan bagaimana Anda akan menjadikan hari ini untuk tamu Hilton kami," tulis mereka, dilansir dari Guardian.
Video tersebut meminta pemirsa untuk memposting secara publik dari akun TikTok mereka, menandai Hilton dan menambahkan tagar #hiremehilton.
Namun masih ada harapan bagi mereka yang tidak menggunakan platform media sosial.
Situs web perusahaan mencatat bahwa mereka masih menerima CV tertulis tradisional.
Mary Hogg, direktur sumber daya manusia regional untuk Hilton Australia, mengatakan kepada Australian Financial Review bahwa perusahaan tersebut telah melakukan uji coba TikTok untuk menarik pekerja generasi Z dan kekhawatiran tentang ChatGPT adalah faktor di balik keputusan tersebut.
“Ketika Anda membutuhkan seseorang yang memiliki keterampilan interpersonal yang sangat baik, untuk mampu menangani hubungan dengan tamu atau hal-hal lainnya, Anda tidak akan tahu apakah mereka bisa melakukan itu dari sisi kertas saja," ujarnya.
Tom Earls, partner di Fair Work Lawyers, seorang pengacara yang berbasis di Adelaide yang berspesialisasi dalam bidang ketenagakerjaan, tempat kerja, dan hubungan industrial, mengatakan bahwa tidak ada yang dapat mencegah perusahaan meminta TikToks sebagai bagian dari lamaran pekerjaan.
“Secara sepintas, mewajibkan TikTok untuk suatu permohonan tidak berbeda dengan mewajibkan pemohon mengisi formulir tertentu atau memberikan informasi spesifik lainnya dalam permohonan mereka,” katanya.
Namun, Earls menjelaskan bahwa pemberi kerja perlu memastikan bahwa persyaratan apa pun tidak menimbulkan dampak yang tidak wajar terhadap masyarakat, seperti diskriminasi usia.
“Meskipun batasan hukumnya relatif terbatas, mengharuskan lamaran pekerjaan dibuat dengan cara yang sangat umum menimbulkan masalah etika yang jelas, serta pertimbangan praktis yang juga dapat membatasi jumlah pelamar yang tersedia, terutama di pasar tenaga kerja yang ketat,” ujarnya.
Pada tahun 2021, TikTok meluncurkan program serupa, meminta pelamar untuk mengirimkan video yang memamerkan keahlian mereka dengan tagar #TikTokResumes, yang hampir menciptakan semacam esai pribadi dengan tambahan audio.
https://www.kompas.com/global/read/2023/11/16/193000570/tak-butuh-cv-jaringan-hotel-terbesar-australia-malah-minta-pelamar-kerja