Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Menegangkan Pendaki Indonesia Coba Taklukkan Mont Blanc, Kena Longsor Salju dan Hadapi Retakan Gletser

CHAMONIX, KOMPAS.com - Nasib baik belum memihak empat pendaki dari Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung (Wanadri) dalam menyelesaikan misi ekspedisi Trilogi Alpen.

Sebab, mereka belum berhasil mencapai puncak Mont Blanc yang memiliki ketinggian 4.807 mdpl.

"Mont Blanc saat ini sangat berbahaya. Enggak mendukung sekali untuk pendakian setelah adanya gelombang panas," cerita salah satu pendaki, Muhammad Wahyudi, kepada Kompas.com, Minggu(17/9/2023).

Selain banyak celah di antara dinding glasial, menurut dia, bahaya salju longsor juga mengancam setiap saat ketika para pendaki mencoba menaklukkan gunung tertinggi di Eropa barat tersebut.

"Kami sempat kena avalance (salju longsor), namun masih selamat," imbuh anggota termuda Ekpedisi Trilogi Alpen ini.

Wahyudi menyampaikan, pihaknya semakin yakin untuk tidak melanjutkan perjalanan menuju puncak Mont Blanc saat berpapasan dengan pendaki lokal yang memilih turun ketimbang meneruskan perjalanan.

"Banyak pendaki dengan guide lokal yang turun kembali, dan kami diberitahu kondisi sangat bahaya," kata Wahyudi.

Menurut dia, tim sempat terus mencoba melanjutkan perjalanan, tapi akhirnya memutuskan putar balik.

"Crevasse (celah atau retakan gletser) banyak sekali, ada yang lebarnya 1-2 meter. Salah langkah, bisa terperosok dalam jurang es yang dalam," katanya.

Mereka menghentikan perjalanan tepatnya ketika mencapai Mount du Tacul dengan ketinggian 4.248 meter. Ini adalah  titik tengah antara Mont Blanc dan Home Base di Cosmigues Hut.

"Tidak mungkin lagi, ada salju baru setinggi lutut. Kami memilih balik ke home base," terang Wahyudi.

Gelombang panas menerpa Eropa sejak sebulan lalu. Cuaca ekstrem ini mengubah struktur glasial di Pegunungan Alpen. Jurang glasial makin melebar dan salju longsor makin sering terjadi.

Sebulan silam, saat kelompok ini akan mendaki Mont Blanc, terkendala lantaran ditutup akibat cuaca.

Setelah gagal mencapai puncak Matterhorn, namun berhasil di jalur normal Eiger, empat pendaki Indonesia ini mencoba Mont Blanc. Tetapi, sayang, meski sudah dibuka, cuaca ekstrem menghentikan ambisi kelompok ini.

KBRI Bern melalui Kuasa Usaha Ad Interm Umbara Setiawan mengatakan, tidak terkejut dengan tertundanya misi mencapai Mont Blanc.

"Kami sempat ketemu di KBRI Bern, mereka menceritakan bagaimana perubahan cuaca sangat berpengaruh terhadap ekspedisi ini. Tahun depan mudah-mudahan terlaksana," kata Umbara Setiawan.

Empat pendaki gunung Indonesia, yakni Nurhuda, Muhammad Miftakhudin, Muhammad Wahyudi, dan Irwan Irawan seperti diketahui mulai mendaki Mont Blanc dari Chamonix, Perancis pada 15 September.

Mereka naik cable car menuju Cosmigues Hut yang berada di ketinggian 3.610 m sebagai home base. Dari situ, pada pukul 03.30 mereka mulai mendaki Mont Blanc. Cuaca buruk membuat ekspedisi ini terhenti di Mount du Tacul.

"Puncaknya tak akan lari ke mana. Kami akan datang lagi tahun depan, ini perjalanan sebagai pelajaran terbaik," kata Muhammad Wahyudi.

https://www.kompas.com/global/read/2023/09/18/165700870/cerita-menegangkan-pendaki-indonesia-coba-taklukkan-mont-blanc-kena

Terkini Lainnya

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Global
Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Internasional
Kolombia Selangkah Lagi Larang Adu Banteng mulai 2027

Kolombia Selangkah Lagi Larang Adu Banteng mulai 2027

Global
Hamas Tewaskan 1.189 Orang, Israel 36.096 Orang

Hamas Tewaskan 1.189 Orang, Israel 36.096 Orang

Global
Taiwan Minta Dukungan Indonesia di Tengah Latihan Militer China

Taiwan Minta Dukungan Indonesia di Tengah Latihan Militer China

Global
Israel Mengelak Serangannya ke Rafah Sebabkan Kebakaran Mematikan

Israel Mengelak Serangannya ke Rafah Sebabkan Kebakaran Mematikan

Global
[POPULER GLOBAL] Serangan Israel Bakar Hidup-hidup Pengungsi | Biden Terkesan Membela

[POPULER GLOBAL] Serangan Israel Bakar Hidup-hidup Pengungsi | Biden Terkesan Membela

Global
Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Global
Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Global
Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Global
Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke