Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rangkuman Hari Ke-499 Serangan Rusia ke Ukraina: Erdogan Beri Lampu Hijau, AS Kirim Bom Tandan

KYIV, KOMPAS.com – Masih ada beberapa hal baru yang terjadi mewarnai perang Rusia-Ukraian hari ke-499 pada Jumat (7/7/2023).

Ini termasuk, Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan memberi lampu hijau keanggotan NATO kepada Ukraina. 

Sementara itu, Amerika Serikat mengumumkan akan memberikan bom tandan atau bom kluster (cluster bombs) kepada Ukraina untuk kali pertama.

Untuk lebih lengkapnya, berikut rangkuman serangan Rusia ke Ukraina hari ke-499 yang dapat Anda simak:

IAEA bikin kemajuan pada akses PLTN Zaporizhzhia

Kepala IAEA Rafael Grossi pada Jumat mengatakan, pihaknya berhasil membuat kemajuan dalam menginspeksi beberapa bagian dari PLTN Zaporizhzhia di Ukraina setelah adanya klaim bahwa pembangkit tersebut telah diranjau.

Ukraina dan Rusia saling menuduh satu sama lain merencanakan provokasi di lokasi tersebut, sehingga meningkatkan kewaspadaan akan risiko bencana radioaktif di PLTN terbesar di Eropa tersebut.

Awal pekan ini, Grossi mengatakan, IAEA telah meminta akses ke atap dari dua unit reaktor, serta bagian dari ruang turbin dan sistem pendingin.

"Saya pikir kami membuat kemajuan," katanya saat berada di Tokyo, Jepang, dikutip dari Kantor berita AFP.

Uni Eropa segel rencana produksi amunisi dalam upaya mempersenjatai Ukraina

Para negosiator Uni Eropa pada Jumat menyetujui rencana untuk meningkatkan produksi amunisi di blok tersebut, sebagai bagian dari upaya mempersenjatai Ukraina dan mengisi kembali persenjataan yang menipis.

Undang-Undang untuk Mendukung Produksi Amunisi senilai 500 juta euro (545 juta dollat AS) ditujukan untuk meningkatkan produksi peluru artileri dan rudal.

"Ini adalah bukti lain dari komitmen teguh Uni Eropa untuk mendukung Ukraina," kata Margarita Robles, Menteri Pertahanan Spanyol, yang saat ini memegang jabatan presiden bergilir Uni Eropa.

Ukraina butuh senjata jarak jauh, Zelensky: kami bergantung pada AS

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Jumat mengatakan, akan sulit bagi Kyiv untuk melawan Rusia tanpa senjata jarak jauh.

Dia pun menyampaikan, keputusan untuk memasoknya ke Ukraina hanya bergantung pada Amerika Serikat.

“Tanpa senjata jarak jauh, sulit tidak hanya untuk melakukan misi ofensif, tetapu sulit juga untuk melakukan operasi defensif, jujur saja. Sangat sulit,” kata Zelensky saat berkunjung ke Praha.

"Kami berbicara tentang (pengiriman) sistem jarak jauh dengan Amerika Serikat, itu hanya bergantung pada mereka hari ini," katanya kepada wartawan.

Dia menambahkan bahwa Ukraina juga sedang dalam pembicaraan dengan sekutu Barat Kyiv lainnya.

Zelensky tuntut keanggotan NATO

Zelensky pada Jumat meminta NATO untuk menyelesaikan masalah tawaran keanggotaan Swedia dan Ukraina.

Dia memperingatkan, keragu-raguan terkait hal itu bisa mengancam kekuatan aliansi dan keamanan global.

Memerangi invasi Rusia selama lebih dari 16 bulan, Kyiv telah menyatakan frustrasi yang semakin meningkat dengan sekutu Baratnya atas jaminan bahwa suatu hari nanti akan bergabung dengan aliansi tersebut.

Dia berbicara dalam kunjungan ke Slovakia sebelum dia berangkat ke Turkiye untuk berbicara dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan, yang telah menghentikan tawaran keanggotaan Stockholm ke NATO.

"Saya pikir tidak ada cukup persatuan dalam hal ini," kata Zelensky dalam konferensi pers.

AS kirim bom tandan ke Ukraina

Amerika Serikat pada Jumat mengumumkan akan memberikan bom tandan atau bom kluster (cluster bombs) kepada Ukraina untuk kali pertama.

Keputusan itu dibuat ketika pasukan Kyiv tengah menghadapi pertempuran sengit dalam serangan balasan terhadap pasukan Rusia yang menyerbu.

Rencana pemberian bom tandan oleh AS ke Ukraina ini pun menuai kritik tajam dari kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM) karena bahaya yang bisa ditimbulkan terhadap warga sipil.

Zelensky bertemu Erdogan 

Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan mengatakan kepada Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, pada Jumat bahwa Kyiv pantas bergabung dengan NATO.

"Tidak ada keraguan bahwa Ukraina layak menjadi anggota NATO," kata Erdogan di hadapan awak media bersama Zelensky.

Sementara terkait perang Rusia-Ukraina, dia mendesak Kyiv untuk melakukan pembicaraan damai dengan Moskwa.

"Kedua belah pihak harus kembali ke pembicaraan damai," ucap dia.

Kremlin mengikuti pembicaraan Zelensky-Erdogan

Kremlin pada Jumat mengatakan, akan mengikuti dengan cermat pembicaraan yang akan datang antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan.

Kremlin menyebut pertemuan mereka di Istanbul sebagai sesuatu yang penting.

"Kami akan mengikuti dengan cermat hasil pembicaraan ini," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.

“Akan menarik bagi kami untuk mengetahui apa yang dibicarakan. Ini penting,” tambahnya.

Terkait KTT NATO di Lituania

Gedung Putih pada Jumat mengatakan, usulan masuknya Ukraina ke dalam NATO akan dibahas dalam KTT di Vilnius, Lituania pada tanggal 11-12 Juli. Tetapi, disampaikan, keputusan akhir tidak akan dibuat saat itu.

Penasihat Keamanan Nasional Gedung, Putih Jake Sullivan, mengatakan KTT NATO pekan depan akan menggarisbawahi kesiapan NATO untuk mempertimbangkan keanggotaan Ukraina, yang disebutnya sebagai "tonggak sejarah" tersendiri.

"KTT NATO akan membahas masalah hubungan NATO dengan Ukraina, baik masalah jalur menuju keanggotaan di masa depan maupun masalah kemitraan yang sudah terjalin selama beberapa tahun," kata Sullivan.

Namun, dia menegaskan, Ukraina tidak akan bergabung dengan NATO setelah KTT ini.

"Kyiv masih memiliki langkah-langkah lebih lanjut yang harus diambil sebelum menjadi anggota. Ukraina akan memiliki kesempatan untuk mendiskusikan reformasi yang masih diperlukan agar Ukraina dapat memenuhi standar NATO," tambah Sullivan.

https://www.kompas.com/global/read/2023/07/08/102700170/rangkuman-hari-ke-499-serangan-rusia-ke-ukraina--erdogan-beri-lampu-hijau

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke