Keenambelas spesies itu termasuk jangkrik, ulat sutra, dan belalang. Singapore Food Agency (SFA) akan memberi lampu hijau untuk konsumsi manusia pada paruh kedua 2023.
Persetujuan bakal mematuhi persyaratan keamanan pangan, termasuk proses perawatan untuk membunuh patogen dan memastikan serangga dikemas dan disimpan dengan aman untuk mencegah kontaminasi.
SFA sebelumnya telah mengadakan latihan konsultasi publik dari 5 Oktober hingga 4 Desember 2022, tentang regulasi serangga dan produk serangga.
Mereka mendapat 53 tanggapan, berkisar dari skeptisisme hingga umpan balik dan kekhawatiran pelaku industri yang berencana menghadirkan produk serangga.
SFA pada Oktober 2022 mengatakan kepada The Straits Times, pihaknya sudah melakukan tinjauan ilmiah dan menilai spesies serangga tertentu yang memiliki riwayat konsumsi manusia dapat dimakan, baik secara langsung maupun dibuat menjadi makanan ringan.
Organisasi Pangan dan Pertanian dari PBB yaitu FAO dalam beberapa tahun terakhir mempromosikan serangga untuk konsumsi manusia agar populasi yang terus bertambah bisa terus mendapat asupan makanan.
FAO mengemukakan, serangga yang dapat dimakan memiliki nutrisi berkualitas tinggi, membutuhkan lebih sedikit pakan, dan mengeluarkan lebih sedikit gas rumah kaca daripada ternak yang dibudidayakan.
Selain serangga, SFA akan mengizinkan kepompong ulat sutra untuk konsumsi manusia di Singapura, mengingat juga dikonsumsi di China dan Malaysia serta tempat-tempat lain.
Menurut SFA, fibroin dari kepompong ulat sutra aman dikonsumsi mengingat protein tersebut turut disetujui di Korea Selatan dan Jepang, dan secara umum diakui aman oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat.
https://www.kompas.com/global/read/2023/04/11/190400070/singapura-akan-izinkan-16-spesies-serangga-dikonsumsi-manusia-termasuk