Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Disinformasi Invansi Rusia ke Ukraina dan Sentimen Publik Indonesia

Namun ketika disinformasi juga menyebar ke masyarakat di negara lain yang tingkat literasi digitalnya yang masih rendah dan kurang berpikir kritis, hal itu dapat membuat opini publik dan pandangan pengambil kebijakan menjadi tidak jernih. Selain itu, disinformasi dapat menumpulkan rasa kemanusiaan terhadap korban konflik dan merusak rasionalitas publik dalam menyikapi invasi.

Sejak invasi dimulai, setidaknya ada 99 disinformasi yang diverifikasi di berbagai situs periksa fakta Indonesia seperti turnbackhoax.id, cekfakta.tempo.co, dan cekfakta.kompas.com. Disinformasi pro Rusia tercatat mencapai 57 persen, disinformasi pro Ukraina 23 persen, dan sisanya (20 persen) tidak masuk dalam kategori itu.

Menarik untuk mengetahui apakah dominasi disinformasi pro Rusia berkaitan dengan sikap mayoritas publik Indonesia yang cenderung mendukung Rusia, seperti yang ditunjukkan oleh survei Evello pada Maret 2022 yang menyebut 95persen konten di Tiktok dan 73 persen di Instagram mendukung Rusia.

Semangat anti penjajahan dan anti ketidakadilan, yang tertuang dalam paragraf pertama Pembukaan UUD 1945, menjadi ciri khas politik luar negeri Indonesia sejak merdeka. Menyikapi pendudukan Israel ke wilayah Palestina, sikap Indonesia tidak berubah dari sejak Presiden Soekarno hingga sekarang.

Ketika dibandingkan dengan penyikapan publik Indonesia yang kebanyakan mendukung Rusia, tentu hal ini menjadi menarik untuk dicermati, mengingat Ukraina adalah negara yang mengalami ketidakadilan. Warganya menjadi korban meninggal dan terusir dari rumah-rumah mereka, serta sebagian wilayahnya dicaplok Rusia.

Publik Indonesia juga mengabaikan jasa Ukraina pada masa Revolusi Kemerdekaan Indonesia. Ukraina, melalui Dmitry Manuilsky, ketua utusan Republik Soviet Sosialis Ukraina, menjadi negara pertama yang mengusulkan dan memperjuangkan soal Indonesia dibahas di Dewan Keamanan PBB.

Kiprah Manuilsky yang ngotot memperjuangkan Indonesia, akhirnya membuka jalan bagi PBB menjadikan sengketa Indonesia-Belanda sebagai konflik internasional, sebagai rintisan jalan pengakuan dunia atas kemerdekaan Indonesia.

Disinformasi Pro Russia

Disinformasi pro Russia yang mendiskreditkan Ukraina dapat dibagi menjadi beberapa topik, di antaranya demonisasi pemerintah dan warga Ukraina, stigmatisasi warga Ukraina sebagai anti Islam, adu domba antara Indonesia dan Ukraina, serta teori konspirasi seputar laboratorium senjata biologi.

Narasi bahwa Rusia adalah bangsa Rum, yang akan bekerja sama dengan umat Islam melawan musuh bersama, beredar di media sosial. Hal itu membuat sebagian umat Islam condong mendukung Rusia, serta mengabaikan penderitaan warga Ukraina.

Narasi itu didukung oleh hoaks seperti foto dengan keterangan jutaan warga Rusia yang merayakan maulid nabi. Padahal aslinya, itu foto dari Yaman.

Dijumpai juga video yang dinarasikan sebagai Islam menggema di Rusia oleh para tentara. Faktanya, video tersebut adala para anggota militer Iran.

Derdapat juga video hoaks dengan narasi Imam Agung Ortodoks Rusia membuat pernyataan bahwa Islam akan memimpin dunia.

Disinformasi yang membakar emosi umat Islam untuk memusuhi Ukraina juga muncul, misalnya melalui foto dengan narasi tentara Ukraina membunuh warga muslim Chechnya bersama istrinya yang sedang melantunkan Al Fatihah. Padahal aslinya, itu merupakan potongan film Prancis tahun 2014 yang berjudul The Search.

Disinformasi dengan narasi adu domba Indonesia dan Ukraina pun muncul, di antaranya adalah hoaks bahwa Ukraina akan mencabut kemerdekaan Indonesia, atau TNI yang konon sudah terjun untuk ikut menduduki kota Kiev. Ada pula hoaks yang menyebut Indonesia mengirim senjata untuk bantu Rusia, dan hoaks dengan narasi Presiden Zelensky marah karena diremehkan Presiden Jokowi.

Hoaks lain adalah Ukraina yang diklaim sebagai laboratorium Amerika Serikat untuk produksi senjata biologi dan tempat pembuatan virus Covid-19.

Beberapa disinformasi lain dapat berdampak kepada keengganan publik Indonesia untuk bersimpati kepada Ukraina. Misalnya hoaks kokain di meja kerja Zelensky yang merupakan video editan, ataupun video deepfake seolah Zelensky mengimbau warga Ukraina untuk menyerah.

Beberapa konten lain mencoba mengajak publik melakukan generalisasi bahwa warga Ukraina pro Nazi. Contohnya, foto bendera Ukraina berdampingan dengan bendera Nazi, yang sesungguhnya merupakan bagian dari film Match yang disyuting di Kharkov.

Film itu konteksnya menceritakan situasi kota Kiev yang tengah diduduki tentara Nazi pada tahun 1942.

Setiap perang selalu membawa korban warga sipil. Data OHCHR pada Maret 2023 menyebutkan, terdapat 8.401 warga sipil yang meninggal sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai.

Dalam perang, disinformasi bisa berperan untuk memperhalus kekejaman dan penderitaan warga sipil. Sebuah video diklaim sebagai bukti rekayasa seorang sutradara Ukraina untuk menyudutkan Rusia yang tengah membidik warga sipil, sedangkan faktanya video itu adalah behind the scene pembuatan film Kaleidoscope Man yang diambil di Birmingham, Inggris.

Banyaknya disinformasi yang pro Rusia, bukan berarti tidak ada disinformasi yang pro Ukraina. Beberapa disinformasi pro Ukraina, di antaranya adalah foto petani Ukraina yang menangkap jet militer Rusia dan di foto lain tentang petani mencuri roket milik Rusia.

Beberapa konten kekejaman yang diklaim terkait kejadian perang di Ukraina, ternyata keliru. Seperti ketika akun Twitter mantan Perdana Menteri Swedia, Carl Bildt, mengunggah foto pembakaran buku sejarah Ukraina saat invasi, sesungguhnya itu adalah kejadian tahun 2014 di Crimea.

Dampak Buruk Disinformasi

Disinformasi memang terjadi dua sisi, namun tidak dipungkiri bahwa disinformasi pro Rusia jauh lebih dominan baik dari sisi jumlah maupun dampak bagi publik Indonesia. Dampak yang paling buruk adalah ketika disinformasi melunturkan semangat anti penjajahan, menggerus kemanusiaan dan kepedulian terhadap korban konflik, serta merusak rasionalitas publik.

Usaha menjernihkan ruang digital dari disinformasi dan propaganda sepanjang konflik berlangsung memiliki banyak tantangan, baik akibat post truth yang menguat, gap informasi, polarisasi masyarakat maupun kurangnya literasi masyarakat.

Upaya menghadirkan suara yang kredibel untuk menyingkap kabut disinformasi yang menutupi pahitnya realitas perang menjadi sangat penting. Untuk itu, perlu kerja keras dari beragam pihak dalam memastikan publik Indonesia mendapatkan informasi yang akurat guna menjaga rasionalitas dalam menyikapi sebuah konflik.

Periksa fakta semasa konflik perlu dibarengi dengan edukasi literasi digital. Harapannya adalah publik memiliki "imunitas" yang baik dan tidak mudah teperdaya oleh disinformasi.

https://www.kompas.com/global/read/2023/03/31/125116870/disinformasi-invansi-rusia-ke-ukraina-dan-sentimen-publik-indonesia

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke