Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kondisi Krisis dalam Bangsal RS China Terungkap, Pasien Penuhi Lorong hingga Diletakan di Lantai

BEIJING, KOMPAS.com - Gambar-bambar dari dalam rumah sakit (RS) China yang tertekan lonjakan infeksi setelah pelonggaran kebijakan nol Covid China beredar luas secara online.

Dalam gambar yang dilansir Sky New dari dalam Rumah Sakit Chaoyang bagian timur China, pasien positif Covid yang hampir semuanya orang tua memenuhi bangsal.

Hanya beberapa yang beruntung yang bisa dirawat di tempat tidur. Sementara yang lainnya diletakan di lantai dengan kasur darurat atau alas tikar.

Tanda-tanda krisis di dalam RS China juga terlihat hingga keluar gedung, dengan tingginya mobilitas kedatangan ambulans serta pasien yang dibawa dengan kursi roda.

Ketika keluarga mati-matian berusaha mendapatkan tempat tidur untuk kerabat mereka yang tidak sehat, satu keluarga yang tiba di rumah sakit mengatakan kepada Sky News: "Kami telah menunggu setidaknya 10 hari. Hampir semua orang di dalamnya sudah lanjut usia dan terinfeksi."

Baru tiga minggu terakhir, China menghapus hampir setiap pembatasan kebijakan nol-Covid yang ketat setelah hampir tiga tahun pandemi.

Warga China tidak perlu lagi memindai kode pelacak kesehatan di tempat umum, menjalani tes rutin, atau pergi ke fasilitas karantina saat mereka tertular.

Pemerintahnya juga telah mengumumkan pelonggaran visa perjalanan minggu ini.

Namun dampak perubahan kebijakan yang ekstrem langsung terlihat secara cepat, dengan lebih dari 50 persen populasi Beijing diperkirakan telah terinfeksi menurut laporan Sky News.

China memiliki populasi besar dengan tingkat kekebalan yang rendah, dan sistem rumah sakit yang kekurangan sumber daya dengan tempat tidur perawatan intensif yang tidak mencukupi kebutuhan populasi.

Gabungan dari masalah itu berarti sistem perawatan kesehatannya akan berada di bawah tekanan besar saat infeksi melonjak tiba-tiba.

Angka resmi mengatakan sangat sedikit orang yang meninggal, namun kenyataannya di lapangan terlihat berbeda.

"Mereka semua terbaring di tempat tidur. Setiap hari, orang meninggal. Koridor penuh dengan orang menggunakan infus," kata seorang petugas kebersihan, berbicara kepada Sky News saat istirahat sejenak dari shiftnya.

Sekarang, karena pembatasan dicabut, para ahli mengatakan tidak ada jalan untuk memutar kembali kebijakan.

Pakar Covid-19 Profesor Dali Yang mengatakan kepada Sky News bahwa China benar-benar menerapkan strategi yang sama sekali berbeda, dengan semangat dan antusiasme saat menggunakan nol-Covid.

Menurutnya, pembukaan kembali China tanpa pengujian melegakan banyak orang, tetapi itu datang dengan perubahan kebijakan yang cepat dan aturan jelas sehingga harus dibayar mahal warganya.

https://www.kompas.com/global/read/2022/12/28/153100070/kondisi-krisis-dalam-bangsal-rs-china-terungkap-pasien-penuhi-lorong

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke