Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dari Roma, Petinggi Agama Dunia Serukan Perdamaian Sebagai Syarat Capai Kesejahteraan

ROMA, KOMPAS.com - Di tengah krisis perdamaian, gelombang kebencian, dan balas dendam, para petinggi agama dari berbagai penjuru dunia dan otoritas pemerintahan di Roma, Italia berkumpul bersama untuk membaharui tekad perdamaian pada Minggu (23/10/2022) malam waktu Roma.

Pertemuan itu mengambil tajuk "The Cry for Peace" (Rintihan Perdamaian).

Romo Markus Solo Kewuta SVD, pejabat Takhta Suci Vatikan asal Indonesia yang hadir dalam forum, menyampaikan para pembicara sepakat bahwa perdamaian adalah syarat mutlak dan satu-satunya jalan menuju kemajuan dan kesejahteraan bersama.

"Agar bisa hidup damai, dibutuhkan kesediaan untuk mengampuni, berani mengalah, dan mengembangkan budaya dialog, budaya kerjasama, budaya pertemuan, dan saling mengenal serta memahami dalam suasana penuh rasa hormat, dan semangat resiprositas (timbal-balik),” tutur dia dalam keterangan tertulisnya yang diterima Kompas.com pada Selasa (25/10/2022).

Romo Markus menyebut pertemuan tersebut juga dihadiri beberapa pemimpin negara, seperti Presiden Italia Sergio Mattarella dan Presiden Perancis Emmanuel Macron.

Turut bergabung dalam forum, yakni Sekjen Liga Muslim Sedunia Muhammad Bin Abdul Karim Al-Isa, Tokoh Yahudi Prancis Haim Korsa, Pendiri Sant Egidio Dr Andrea Riccardi, dan Ketua Konferensi Uksup Italia, Kardinal Matteo Zuppi.

Dari Indonesia, Romo Markus tidak hadir sendirian.

Ada Prof Din Syamsuddin dari Muhammadiyah dan KH Marsyudi Suhud, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang ikut hadir sebagai delegasi Muslim Indonesia.

“Agama harus menjadi bagian dari solusi dan bukan bagian dari masalah,” ujar Presiden Mattarella menggarisbawahi pernyataan Paus Fransiskus di dalam pidatonya, sebagaimana disampaikan Romo Markus.

Mattarella, sebut dia, juga menegaskan bahwa tidak ada perang suci. Yang ada adalah perdamaian yang suci.

Romo Markus bercerita, Presiden Macron pada gilirannya memberikan motivasi dan semangat harapan kepada dunia dengan menyimpulkan bahwa sekalipun banyak tantangan dan kesulitan, perdamaian selalu mungkin.

“Butuh keberanian dan tidak boleh putus asa,” ucap Romo Markus, mengikuti pernyataan Macron.

Program "The Cry for Peace" kali ini berlangsung selama tiga hari dengan banyak seminar dan berakhir dengan doa bersama di Colosseum yang dihadiri oleh Paus Fransiskus.

Menurut Romo Markus, ada hal yang menarik dalam acara Minggu malam tersebut, yakni kesaksian nyata Olga Makar.

Olga Makar adalah seorang gadis Ukraina yang luput dari gempuran kota Kyiv pada masa agresi Russia ke Ukraina beberapa saat lalu.

“Kesaksiannya disambut tepuk tangan meriah oleh ribuan hadirin di dalam aula besar itu, pertanda dukungan mereka terhadap perdamaian di Ukraina,” ungkap Romo Markus.

Dia menjelaskan bahwa acara tersebut diselenggarakan oleh Gerakan awam Katolik Sant Egidio yang berbasis di Roma, yang menyelenggarakan acara yang sama setiap tahun pada bulan Oktober.

Acara ini dilakukan untuk mengenang Hari Doa Sedunia bersama ratusan tokoh agama dunia pertama kali dalam sejarah yang digelar oleh Paus Yohanes Paulus II di Assisi pada 26 Oktober 1986 silam.

“Tahun ini Sant Egidio mengadakannya untuk ke-36 kalinya, bertempat di Auditorium Nuvola, Eur, Roma," jelas Romo Markus.

https://www.kompas.com/global/read/2022/10/25/193000270/dari-roma-petinggi-agama-dunia-serukan-perdamaian-sebagai-syarat-capai

Terkini Lainnya

Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Internasional
Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Global
[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

Global
Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke