BERLIN, KOMPAS.com – Jerman akan memborong 60 helikopter angkut berat CH-47F Chinook dari Boeing, AS, senilai sekitar 5 miliar euro (Rp 78 triliun) untuk meningkatkan persenjataan militernya.
Kabar tersebut diwartakan surat kabar Bild am Sonntag pada Minggu (24/4/2022), mengutip sumber-sumber Pemerintah Jerman.
Helikopter akan dibiayai dari rencana dana khusus untuk militer yang diumumkan Kanselir Olaf Scholz setelah Rusia menginvasi Ukraina.
CH-47F Chinook tersebut dapat dikirim paling cepat pada 2025 atau 2026, sebagaimana dilansir Reuters.
Helikopter buatan Boeing tersebut akan menggantikan helikopter CH-53G yang berusia sekitar 50 tahun yang dibuat oleh unit Sikorsky dari Lockheed Martin.
Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht akan memberi tahu parlemen tentang keputusan itu pekan depan, lapor surat kabar itu.
Pesaing untuk kesepakatan itu termasuk CH-53K King Stallion buatan Lockheed Martin, sebagaimana dilansir Reuters.
Tetapi karena helikopter buatan Boeing tersebut lebih murah dan fakta bahwa banyak sekutu NATO juga menerbangkan Chinook adalah alasan untuk memutuskan CH-47F.
Sebelumnya, Jerman juga memutuskan telah memulai pekerjaan untuk memperkuat bungker penampungan bawah tanahnya serta membangun stok krisis jika terjadi perang.
Setelah Jerman mengurangi angkatan bersenjatanya dalam beberapa tahun terakhir, perang Rusia di Ukraina telah menyebabkan perubahan kebijakan besar di negara tersebut.
Pemerintah Jerman juga sedang mencari cara untuk meningkatkan sistem tempat penampungan umum dan akan meningkatkan pengeluaran untuk perlindungan sipil.
"Saat ini ada 599 tempat penampungan umum di Jerman. Kami akan memeriksa apakah kami dapat meningkatkan lebih banyak sistem seperti itu,” kata Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser, awal April.
Dia menambahkan, Jerman sedang mengerjakan konsep baru untuk memperkuat tempat parkir bawah tanah, stasiun kereta bawah tanah, dan ruang bawah tanah untuk menjadi tempat perlindungan.
https://www.kompas.com/global/read/2022/04/24/120100870/tingkatkan-kekuatan-militer-jerman-borong-60-helikopter-dari-as