Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sambil Menangis, Selebgram Rusia Ungkap Kesedihan Instagram Diblokir, Malah Diserang Netizen

MOSKWA, KOMPAS.com - Selebgram Rusia terisak tak terkendali saat mereka mengucapkan selamat tinggal kepada pengikut mereka, setelah pemerintahan Vladimir Putin melarang Instagram di negara itu dan memangkas 80 juta penggunanya pada Senin (14/3/2022).

Bintang reality TV Rusia Olga Buzova (36) mengunggah video pada Minggu (13/3/2022) yang menunjukkan dia menangisi larangan tersebut.

Dalam video hampir tujuh menit, dia memberi tahu 23,3 juta pengikutnya bahwa dia merasa hidupnya diambil.

"Saya tidak takut untuk mengakui bahwa saya tidak ingin kehilangan Anda," katanya dalam bahasa Rusia, menurut Insider.

“Saya tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Saya tidak tahu. Saya hanya berbagi hidup saya, pekerjaan saya, dan jiwa saya. Saya tidak melakukan ini semua sebagai pekerjaan untuk saya, ini adalah bagian dari jiwa saya.”

Influencer itu mendapat kritik di media sosial karena menangisi kehilangan penggemar, sedangkan ribuan orang telah terbunuh sebagai akibat dari invasi Rusia ke Ukraina.

"Ya Tuhan, di Ukraina, orang-orang sekarat, anak-anak berada di kereta bawah tanah, tidak ada tempat untuk tidur, mereka kehilangan segalanya, dan Anda menangis karena Instagram," komentar seorang pengguna di unggahan selebgram itu.

Dalam klip yang dibagikan di Twitter oleh Nexta TV, seorang blogger kecantikan Rusia yang tidak disebutkan namanya menangis dan mengatakan dia masih berada di “tahap awal kesedihan” atas larangan tersebut.

Berbicara kepada penggemar dalam video yang disiarkan langsung di Telegram, dia terisak: “Apakah menurut Anda bagi saya, sebagai influencer Instagram, ini adalah sumber pendapatan?”

“Bagi saya, itu (Instagram) sepanjang hidup, itu adalah jiwa. Itu yang membuat saya (bersemangat) bangun dari tidur, lima tahun berturut-turut.”

Dia menghadapi kritik pedas secara online dan dituduh lebih peduli tentang gajinya daripada “ribuan orang mati, termasuk rekan senegaranya.”

Menanggapi vide itu, NEXTA mencemooh: "Dia sama sekali tidak peduli dengan ribuan orang yang tewas, termasuk rekan senegaranya. Jelas, kekhawatiran terbesarnya saat ini adalah dia tidak akan bisa mengunggah foto makanan dari restoran.”

Komentar para selebgram itu muncul pada hari yang sama ketika kota Mariupol yang terkepung memasuki hari ke-13 tanpa makanan, air, dan listrik.

Hampir 2.200 orang tewas di Mariupol, dengan para penjarah berebut di jalan-jalan untuk memperebutkan pasokan vital, sedangkan mayat-mayat dikubur di kuburan massal.

Dilansir dari Daily Mail, banyak influencer Rusia memberi tahu pengikut mereka untuk beralih ke Telegram atau platform media sosial VK untuk terus mengikuti konten mereka.

Valeria Chekalina, seorang selebgram Rusia dengan 10,5 juta pengikut, mengatakan kepada penggemarnya bahwa dia akan mengunggah kontennya di Telegram dan VK.

Dalam bio Instagram-nya, dia menulis, “Tidak ada lagi Instagram”, di samping emoji wajah menangis.

Selebgram Rusia lainnya, Nastya Ivleeva, mengunggah foto menangis, dengan judul: “6 tahun pekerjaan saya sebagai blogger baru saja dibatalkan”.

Larangan Instagram Rusia diterapkan seminggu setelah Kremlin memblokir Facebook.

Adam Mosseri, kepala Instagram, dalam kicauannya mengatakan bahwa larangan Rusia akan membuat 80 juta pengguna terputus satu sama lain dan dari seluruh dunia. Menurut dia, itu adalah sebuah kesalahan.

“Model” Instagram lain yang berbasis di Rusia, seperti Liza Lukasheva dan Anna Ivanova, sudah mulai berbagi pesan perpisahan dengan penggemar mereka sebelum aplikasi media sosial dilarang di negara itu.

Selebgram Rusia berfokus pada bagaimana melanjutkan sumber pendapatan mereka dengan meminta basis penggemar mereka beralih ke media sosial lain, seperti Telegram dan VKontakte, yang setara dengan Facebook di Rusia.

Rusia melarang Instagram dan menuduh pemilik Facebook, Meta, sebagai organisasi “ekstremis”, karena mengizinkan pengguna menyerukan kekerasan untuk pasukan Rusia di Ukraina

Sementara itu, Pavel Durov, miliarder kelahiran Rusia, pendiri Telegram dan VKontakte (VK), mengaku dipecat dari perusahaan dan dipaksa meninggalkan Rusia oleh badan keamanan nasional FSB, setelah menolak memberikan data pribadi pengguna VK Ukraina.

Dalam sebuah unggahan di Telegram, yang telah dilihat lebih dari 1,2 juta kali, Durov menekankan bahwa ia memiliki keluarga dari Kyiv di Ukraina dan nama kecil ibunya adalah nama Ukraina.

“Sembilan tahun yang lalu saya adalah CEO VK, yang merupakan jejaring sosial terbesar di Rusia dan Ukraina. Pada 2013, badan keamanan Rusia, FSB, menuntut agar saya memberi mereka data pribadi pengguna VK Ukraina yang memprotes Presiden pro-Rusia."

"Saya menolak memenuhi tuntutan ini karena itu berarti pengkhianatan terhadap pengguna Ukraina kami."

https://www.kompas.com/global/read/2022/03/17/235800870/sambil-menangis-selebgram-rusia-ungkap-kesedihan-instagram-diblokir-malah

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke