Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sikap Vladimir Putin di Balik Serangan Rusia atas Ukraina

KIEV, KOMPAS.com - Sebelum resmi mengumunkan serangan, beberapa pemimpin Barat mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak lagi rasional.

Selama berminggu-minggu, Putin memang menentang rentetan kritik internasional atas krisis Rusia-Ukraina.

Apalag, pengumumannya tentang operasi militer datang menjelang pertemuan puncak terakhir yang melibatkan para pemimpin Uni Eropa di Brussel yang direncanakan pada Kamis (24/2/2022).

Blok 27 negara juga telah menjatuhkan sanksi pada menteri pertahanan Rusia Sergei Shoigu dan tokoh-tokoh tinggi termasuk komandan angkatan darat, angkatan laut dan udara Rusia.

Ini jadi bagian lain dari gelombang hukuman Barat setelah Putin berusaha untuk menulis ulang perbatasan Ukraina.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bertemu Rabu (23/2/2022) malam untuk sesi darurat kedua dalam tiga hari selama krisis, dengan permohonan pribadi oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, tidak diindahkan Putin.

"Presiden Putin, hentikan pasukan Anda dari menyerang Ukraina, beri kesempatan perdamaian, terlalu banyak orang telah tewas," kata Guterres.

Sementara itu Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, memperingatkan bahwa invasi Rusia habis-habisan dapat menggusur lima juta orang, memicu krisis pengungsi Eropa baru.

Sebelum pengumuman Putin, Ukraina telah mendesak sekitar tiga juta warganya yang tinggal di Rusia untuk pergi.

"Kami bersatu dalam keyakinan bahwa masa depan keamanan Eropa sedang diputuskan sekarang, di sini di rumah kami, di Ukraina," kata Presiden Zelensky selama penampilan media bersama dengan para pemimpin Polandia dan Lithuania yang berkunjung.

Ibu kota Barat mengatakan Rusia telah mengumpulkan 150.000 tentara dalam formasi tempur di perbatasan Ukraina dengan Rusia, Belarusia dan crimea yang diduduki Rusia dan di kapal perang di Laut Hitam.

Ukraina memiliki sekitar 200.000 personel militer, dan dapat memanggil hingga 250.000 personel cadangan.

Pasukan total Moskow jauh lebih besar, sekitar satu juta personel tugas aktif, dan telah dimodernisasi dan dipersenjatai kembali dalam beberapa tahun terakhir.

Tetapi Ukraina telah menerima senjata anti-tank canggih dan beberapa drone dari anggota NATO.

Lebih banyak yang dijanjikan ketika sekutu mencoba untuk mencegah serangan Rusia atau setidaknya membuatnya mahal.

Penembakan memang meningkat dalam beberapa hari terakhir antara pasukan Ukraina dan separatis yang didukung Rusia.

Seorang tentara Ukraina bahkan tewas pada Rabu dan warga sipil yang tinggal di dekat garis depan ketakutan.

Di sebuah desa Rusia sekitar 50 kilometer (30 mil) dari perbatasan, wartawan AFP melihat peralatan militer termasuk peluncur roket, howitzer dan tangki bahan bakar dipasang di kereta yang membentang ratusan meter.

Rusia telah lama menuntut agar Ukraina dilarang bergabung dengan aliansi NATO dan pasukan AS ditarik dari Eropa Timur.

Berbicara kepada wartawan, Putin pada hari Selasa (22/2/2022) menetapkan sejumlah kondisi ketat jika Barat ingin mengurangi eskalasi krisis, dengan mengatakan Ukraina harus menghentikan ambisi NATO-nya dan menjadi netral.

Washington sehari setelahnya, mengumumkan sanksi terhadap pipa gas Nord Stream 2, yang sebelumnya secara efektif ditangguhkan oleh Jerman dengan menghentikan sertifikasi.

Australia, Inggris, Jepang, dan Uni Eropa juga telah mengumumkan sanksi pada Rusia.

https://www.kompas.com/global/read/2022/02/24/190000170/sikap-vladimir-putin-di-balik-serangan-rusia-atas-ukraina

Terkini Lainnya

Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Global
Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Internasional
Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Global
ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

Global
Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Global
Rusia Tuduh AS Akan Taruh Senjata di Luar Angkasa

Rusia Tuduh AS Akan Taruh Senjata di Luar Angkasa

Global
Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Global
Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Global
Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Global
Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Internasional
AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

Global
WNI di Singapura Luncurkan 'MISI', Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

WNI di Singapura Luncurkan "MISI", Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

Global
Sebelum Tewas, Raisi Diproyeksikan Jadi Kandidat Utama Pemimpin Tertinggi Iran

Sebelum Tewas, Raisi Diproyeksikan Jadi Kandidat Utama Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Biden Sebut Serangan Israel Bukan Genosida Saat Korban Tewas di Gaza Capai 35.562 Orang

Biden Sebut Serangan Israel Bukan Genosida Saat Korban Tewas di Gaza Capai 35.562 Orang

Global
Israel: 4 Jenazah Sandera Diambil dari Terowongan Gaza

Israel: 4 Jenazah Sandera Diambil dari Terowongan Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke