Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kecanduan Gula dan "Junk Food", Ribuan Monyet Makin Agresif Teror Kota di Thailand

LOPBURI, KOMPAS.com - Gerombolan monyet liar yang makin agresif meneror sebuah kota di Thailand setelah kecanduan makanan cepat saji dan minuman yang mengandung gula.

Rekaman yang diambil pada Selasa (11/1/2022) menunjukkan lusinan hewan berkeliaran di jalanan, melompati mobil, memanjat manusia dan bahkan mencuri makanan dan barang-barang mereka.

Video mengejutkan lainnya menunjukkan penduduk setempat membagikan tabung plastik berisi gula dan sirup. Monyet-monyet itu pun terlihat mengisapnya hingga kering, sebelum mengejar seorang pria yang membagikan pisang.

Rasa takut mereka terhadap manusia tampaknya berkurang. Sejumlah monyet menunjukkan perilaku yang sangat berani. Beberapa memanjat kaca depan kendaraan yang bergerak dan melompati semua orang di jalan.

Penduduk setempat mengatakan kemunculan geng saingan ke wilayah yang telah ditandai bisa mengakibatkan bentrokan parah antar geng monyet.

Monyet Lopburi yang makin agresif mulai mengkhawatirkan penduduk. Apalagi saat ini, jumlah primata tersebut di kota sudah berlipat ganda selama pandemi.

Jalan-jalan kota dirusak oleh ribuan kera yang kini “berbahan bakar gula”, yang bersaing keras untuk makanan dan wilayah.

Gula dan junk-food dari penduduk

Kota Lopburi, sekitar 90 mil sebelah utara ibu kota Bangkok, terkenal dengan populasi monyetnya yang menarik perhati turis dari seluruh dunia. Penduduk setempat bahkan mengadakan festival tahunan untuk menghormati primata itu.

Akan tetapi selama penguncian coronavirus, kera mulai memasuki bangunan dan reruntuhan yang sepi untuk berlindung dan mulai berkembang biak.

Namun seiring waktu, mereka menjadi lebih berani dan mulai menyerbu tempat umum dan pribadi seperti toko, restoran, bioskop dan sekolah, terkadang dengan gerombolan makhluk yang menyerbu tempat itu.

Sejumlah insiden terjadi dalam beberapa tahun terakhir di mana hewan-hewan itu mendatangkan malapetaka.

Pada Maret 2020, monyet-monyet terlibat dalam perkelahian massal yang mencengangkan karena makanan saat Thailand mengalami lockdown.

Dengan penurunan pariwisata yang tiba-tiba, ketersediaan makanan para monyet yang biasa menerima pemberian makanan turis ikut berkurang. Perilaku mereka akhirnya menjadi lebih ganas dan tidak menentu.

“Monyet-monyet itu sangat terbiasa dengan turis yang memberi mereka makan dan kota tidak memberikan ruang bagi mereka untuk berjuang sendiri,” kata Supakarn Kaewchot, seorang dokter hewan pemerintah melansir Daily Mail pada Jumat (14/1/2022).

“Dengan perginya turis, mereka menjadi lebih agresif, melawan manusia demi makanan untuk bertahan hidup. Mereka menyerang gedung-gedung dan memaksa penduduk setempat meninggalkan rumah mereka.”

Sejak insiden itu, penduduk setempat memberi makan kera dengan makanan cepat saji murah untuk mencegah bentrokan hebat. Tetapi itu ternyata memberi para monyet lebih banyak energi dan menyebabkan mereka berkembang biak lebih cepat.

Seluruh blok kota dengan cepat menjadi terlarang bagi manusia ketika primata mengambil alih dan mempertahankan wilayah mereka dengan ganas.

Satu bioskop bahkan dibiarkan berfungsi sebagai pangkalan dan kuburan kera. Gerombolan monyet mengubur rekan-rekan yang mati di ruang proyeksi bioskop.

Sejak itu penduduk setempat mengatakan bahwa siapa pun yang mencoba masuk akan diserang.

Sementara itu, pada Februari 2021, puluhan monyet mengambil alih kolam renang sekolah dan mengacak-acak tempat sampah untuk mencari sisa-sisa makanan.

Banyak yang berkumpul di sekitar kuil Buddha kuno tetapi mereka juga telah mengambil alih sebuah bioskop, hingga memaksa pemilik sebelumnya untuk pindah dan menutup bisnis tersebut.

“Semakin banyak mereka makan, semakin banyak energi yang mereka miliki... sehingga mereka berkembang biak lebih banyak,” kata Pramot Ketampai, yang mengelola kuil di sekitar kuil Prang Sam Yod.

https://www.kompas.com/global/read/2022/01/16/173300570/kecanduan-gula-dan-junk-food-ribuan-monyet-makin-agresif-teror-kota-di

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke