MASERU, KOMPAS.com - Mantan perdana menteri Lesotho Thomas Thabane, didakwa atas pembunuhan istrinya Lipolelo Thabane, dalam kasus yang mengejutkan kerajaan dataran tinggi Afrika selatan itu.
Thomas Thabane, mengenakan setelan bergaris-garis biru tua dan kemeja biru muda, duduk dengan tenang di samping istrinya saat ini, Maesaiah Thabane.
Maesaiah Thabane yang juga didakwa atas pembunuhan itu mengenakan gaun merah marun dan topi jerami, saat dakwaan dibacakan terhadap mereka dibacakan dalam wawancara pengadilan pendahuluan di ruang tertutup Pengadilan Tinggi Lesotho pada Selasa (30/11/2021) melansir Reuters.
Maesaiah Thabane (43 tahun), dan Thomas Thabane (sekarang 82 tahun), keduanya membantah terlibat dalam pembunuhan itu.
Korban, Lipolelo Thabane (58 tahun), ditembak mati saat duduk dalam mobilnya, di dekat rumahnya di ibu kota, Maseru.
Pembunuhan itu terjadi beberapa hari sebelum Thomas Thabane dilantik sebagai perdana menteri pada Juni 2017. Keduanya tengah melalui perceraian sengit pada saat kematiannya.
Polisi menuduh Maesaiah menyewa delapan pembunuh untuk membunuh Lipolelo, tetapi tidak hadir dalam penembakan itu.
Thomas dan Maesaiah Thabane menikah dua bulan setelah penembakan itu terjadi.
Mereka juga didakwa dengan percobaan pembunuhan Thato Sibolla, yang bersama Lipolelo Thabane ketika dia ditembak.
Dakwaan lainnya yang dijatuhkan kepada pasangan suami istri itu termasuk soal kerusakan properti yang berbahaya, mobil korban.
Thomas Thabane mengundurkan diri pada Mei 2020, setelah tekanan untuk mundur dari partainya, All Basotho Convention (ABC), tokoh oposisi dan mediator Afrika Selatan.
Kasus ini telah mengejutkan banyak orang dan menyebabkan keributan politik di kerajaan kecil yang terkurung daratan yang seluruhnya dikelilingi oleh Afrika Selatan.
Kasus ini akan disidangkan pada 8-10 Maret 2022.
https://www.kompas.com/global/read/2021/12/01/200553570/mantan-perdana-menteri-lesotho-didakwa-atas-pembunuhan-istrinya