Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cek Klaim Keliru soal Perubahan Iklim yang Viral di Media Sosial

LONDON, KOMPAS.com - Ketika para pemimpin dunia berkumpul di KTT COP26 Glasgow untuk berdebat tentang cara mengatasi perubahan iklim, banyak klaim keliru, dan menyesatkan tentang iklim yang beredar di media sosial.

Tim BBC Reality Check mengecek kebenaran beberapa klaim keliru paling viral dalam setahun terakhir dan menggambarkan sikap penyangkalan terhadap perubahan iklim saat ini.

Klaim keliru: Matahari akan mendingin dan menghentikan pemanasan global

Banyak orang sudah lama mengklaim bahwa perubahan suhu yang terjadi selama seabad ke belakang adalah bagian dari siklus alami Bumi, bukan akibat perilaku manusia.

Klaim tersebut sudah terbukti keliru, seperti yang dilansir dari BBC Indonesia pada Senin (22/11/2021).

Dalam beberapa bulan terakhir, BBC menemukan versi baru dari argumen tersebut.

Ribuan unggahan di media sosial, yang dibaca ratusan ribu orang selama setahun terakhir, mengklaim bahwa fenomena yang disebut "Grand Solar Minimum" akan menyebabkan penurunan suhu alami, tanpa campur tangan manusia.

Namun, klaim keliru tersebut tidak didukung oleh bukti ilmiah.

"Grand solar minimum" adalah fenomena nyata ketika Matahari mengeluarkan lebih sedikit energi sebagai bagian dari siklus alaminya.

Berbagai studi menunjukkan bahwa Matahari mungkin akan melalui fase yang lebih lemah sekitar abad ini, tetapi ini hanya akan mengakibatkan pendinginan sementara planet Bumi sebesar 0,1-0,2 Celcius.

Itu tidak cukup untuk mengimbangi aktivitas manusia, yang telah mengakibatkan kenaikan temperatur Bumi sekitar 1,2 Celcius selama 200 tahun terakhir dan akan terus meningkat, barangkali akan mencapai 2,4 Celcius pada akhir abad ini.

Kita tahu kenaikan suhu baru-baru ini bukan disebabkan oleh perubahan siklus alami Matahari karena lapisan atmosfer terdekat Bumi memanas, sementara lapisan atmosfer yang paling dekat dengan Matahari (stratosfer) justru mendingin.

Panas yang biasanya akan dilepaskan ke stratosfer terperangkap oleh gas rumah kaca, seperti karbon dioksida dari emisi bahan bakar.

Jika perubahan suhu di Bumi disebabkan oleh Matahari, seluruh atmosfer akan menghangat (atau mendingin) secara bersamaan.

Klaim keliru: pemanasan global itu baik

Berbagai unggahan yang beredar di dunia maya mengklaim bahwa pemanasan global akan membuat beberapa tempat di Bumi lebih layak huni, dan bahwa cuaca dingin membunuh lebih banyak orang dari pada cuaca panas.

Argumen-argumen seperti ini kerap memilih fakta-fakta yang mendukung serta mengabaikan yang menentang.

Misalnya, memang benar bahwa beberapa tempat yang sangat dingin di dunia dapat menjadi lebih ramah untuk ditinggali, untuk sementara waktu.

Namun di tempat-tempat yang sama ini, pemanasan suhu Bumi juga dapat mengakibatkan curah hujan ekstrem, memengaruhi kondisi kehidupan dan kemampuan untuk bercocok tanam.

Pada saat yang sama, tempat-tempat lain dunia akan menjadi tidak dapat dihuni akibat kenaikan suhu Bumi dan naiknya permukaan air laut, seperti negara dengan dataran terendah di dunia, Maladewa.

Mungkin akan ada lebih sedikit kematian terkait cuaca dingin. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal ilmiah Lancet, antara tahun 2000 dan 2019, lebih banyak orang meninggal akibat cuaca dingin dari pada cuaca panas.

Namun, peningkatan kematian terkait cuaca panas diperkirakan akan melebihi nyawa yang diselamatkan dari adanya suhu Bumi meningkat.

Panel Antarpemerintah PBB tentang Perubahan Iklim (IPCC) mengatakan bahwa secara keseluruhan, "risiko terkait iklim terhadap kesehatan dan mata pencaharian...diproyeksikan meningkat dengan pemanasan global sebesar 1,5 derajat."

Setiap manfaat kecil dan lokal dari berkurangnya hari-hari dingin diperkirakan akan sebanding dengan risiko periode cuaca panas ekstrem yang lebih sering.

Klaim keliru: upaya mengatasi perubahan iklim akan meningkatkan kemiskinan

Klaim keliru yang umum dilontarkan oleh para penentang upaya mengatasi perubahan iklim ialah bahan bakar fosil sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Jadi membatasi penggunaannya, mereka berargumen, pasti akan menghambat pertumbuhan ekonomi tersebut dan meningkatkan biaya hidup, merugikan orang-orang termiskin.

Namun, ini bukan gambaran keseluruhan.

Bahan bakar fosil telah menggerakkan kendaraan, pabrik, dan teknologi serta memungkinkan manusia untuk memproduksi pada skala dan kecepatan yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan selama seabad terakhir.

Itu memungkinkan banyak orang untuk membuat, menjual, dan membeli lebih banyak barang, serta menjadi lebih kaya.

Namun berhenti menggunakan batubara tidak berarti manusia akan kembali menggunakan gerobak yang ditarik lembu dan mesin engkol, karena kita sekarang punya teknologi lain yang mampu melakukan pekerjaan serupa.

Di banyak tempat, listrik dari sumber terbarukan, seperti dari tenaga angin atau energi matahari, sekarang lebih murah dari pada listrik yang dihasilkan dari batubara, minyak, atau gas.

Di sisi lain, banyak studi memprediksi bahwa jika kita gagal mengatasi perubahan iklim pada tahun 2050, ekonomi global dapat menyusut sebesar 18 persen karena kerusakan akibat bencana alam dan suhu ekstrem pada bangunan, kehidupan, bisnis, dan persediaan makanan.

Dampak kerusakan dari perubahan iklim seperti itu akan paling dirasakan oleh kelompok termiskin di dunia.

Klaim keliru: energi terbarukan tidak bisa diandalkan

Berbagai unggahan yang mengklaim kegagalan energi terbarukan mengakibatkan pemadaman listrik menjadi viral awal 2021, ketika kegagalan jaringan listrik besar-besaran di Texas membuat jutaan warga menderita kegelapan dan kedinginan.

Berbagai unggahan tersebut, yang diangkat oleh sejumlah outlet media konservatif di AS, menyalahkan turbin angin sebagai penyebab pemadaman listrik.

Namun sesungguhnya, klaim-klaim itu keliru dan menyesatkan.

"Pemadaman listrik adalah bukti dari pembangkit dan manajemen distribusi listrik yang buruk," kata John Gluyas, Direktur Eksekutif Durham Energy Institute.

Gluyas mengatakan klaim keliru bahwa sumber energi terbarukan adalah penyebab pemadaman listrik "tidak masuk akal...Venezuela punya banyak minyak dan di sana, pemadaman sering terjadi."

Menurut Jennie King dari lembaga kajian ISD Global, mendiskreditkan energi terbarukan ialah "titik serangan utama bagi mereka yang ingin mempertahankan ketergantungan pada, dan subsidi untuk, minyak dan gas".

Kritik terhadap skema energi terbarukan juga mengklaim teknologi ini membunuh burung dan kelelawar, mengabaikan banyak studi yang memperkirakan bahwa pembangkit bertenaga bahan bakar fosil membunuh lebih banyak hewan.

Tidak diragukan bahwa beberapa satwa liar, termasuk burung, mati karena menabrak turbin angin.

Namun menurut Lembaga Penelitian LSE tentang Perubahan Iklim dan Lingkungan, "Banyak lembaga konservasi mempertimbangkan bahwa manfaat bagi satwa liar dari mitigasi perubahan iklim...lebih besar dibandingkan risikonya, asalkan ada rencana-rencana pengamanan yang tepat, termasuk pemilihan lokasi yang cermat. "

https://www.kompas.com/global/read/2021/11/22/103824070/cek-klaim-keliru-soal-perubahan-iklim-yang-viral-di-media-sosial

Terkini Lainnya

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Global
Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Global
Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Global
Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Global
Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Global
Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Global
Gerakan Tenda Mahasiswa Pro-Palestina dan Paradoks Demokrasi AS

Gerakan Tenda Mahasiswa Pro-Palestina dan Paradoks Demokrasi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke