KAMPALA, KOMPAS.com - Dua ledakan menghantam ibu kota Uganda, Kampala, pada Selasa (16/11/2021) yang melukai 24 orang, dan menjadi serangan bom teroris terbaru.
Melansir AFP pada Selasa (16/11/2021), ledakan pertama terjadi di kawasan pusat bisnis Kampala dekat kantor polisi pusat dan kedua di pintu masuk parlemen, kata polisi.
"Apa yang bisa kami katakan, ini adalah serangan tetapi siapa yang bertanggung jawab adalah masalah yang sedang diselidiki," kata Asisten Inspektur Jenderal polisi Uganda Edward Ochom kepada AFP.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Ainebyoona Emmanuel mengatakan di Twitter bahwa Rumah Sakit Mulago Kampala merawat 24 orang, 4 di antaranya dalam kondisi kritis.
"Menyusul aksi terorisme yang disayangkan dan pengecut, petugas kesehatan kami bekerja sepanjang waktu untuk menyelamatkan nyawa mereka yang terluka," katanya.
Ledakan di dekat kantor polisi itu menghancurkan jendela-jendela, sementara yang di dekat pintu masuk parlemen terdapat mobil-mobil yang diparkir di dekatnya terbakar, kata Ochom.
"Kami telah mengirim tim" ke daerah itu, kata juru bicara Palang Merah Uganda Irene Nakasiita kepada AFP.
Serangan bom kembar itu menyusul dua ledakan pada Oktober, yang menyerang bus di dekat Kampala menyebabkan banyak orang terluka.
Lalu serangan bom di sebuah restoran pinggir jalan di ibu kota yang menewaskan seorang wanita.
Polisi mengatakan pada Oktober, kedua serangan bom itu terhubung dan dilakukan oleh Pasukan Demokrat Sekutu (ADF) yang menurut Amerika Serikat terkait dengan kelompok ISIS.
Kyle Spencer, Direktur Eksekutif Internet Exchange Point Uganda, mengatakan kepada AFP bahwa serangan bom kembar pada Selasa telah memicu kepanikan di antara banyak orang di dekatnya.
"Jalan menuju parlemen ditutup, ada orang yang menangis, semua orang hanya berusaha menjauh dari daerah ini," kata Spencer.
"Semua orang mengevakuasi gedung perkantoran dan gedung-gedung terkunci dan tidak membiarkan siapa pun masuk," terangnya.
Parlemen dibatalkan sebagai dampak serangan bom kembar
Parlemen membatalkan agenda pada Selasa (16/11/2021) setelah serangan bom kembar, meminta anggota untuk menghindari daerah itu "karena pasukan keamanan bekerja keras untuk memulihkan ketertiban".
Lokasi yang menjadi target serangan bom kembar itu ditempatkan di bawah keamanan yang ketat.
Tentara bersenjata lengkap mengamankan daerah itu dan petugas forensik dengan pakaian terusan putih memeriksa lokasi ledakan untuk mencari petunjuk.
Kedutaan Besar AS di Kampala memperingatkan warganya untuk menjauhi daerah serangan bom kembar dan memantau berita lokal.
Polisi Uganda pada Oktober menangkap sejumlah operator ADF, kemudian memperingatkan bahwa para ekstremis diyakini merencanakan serangan baru terhadap "instalasi besar".
ADF yang secara historis merupakan kelompok pemberontak Uganda, telah dituduh membunuh ribuan warga sipil di Republik Demokratik Kongo timur.
Pada Maret, Amerika Serikat secara resmi menghubungkan ADF dengan ISIS.
ADF dianggap oleh para ahli sebagai kelompok yang paling banyak membunuh orang dibandingkan lebih dari 120 kelompok bersenjata yang berkeliaran di Kongo timur.
Banyak dari anggota ADF merupakan warisan dari dua perang regional seperempat abad yang lalu.
https://www.kompas.com/global/read/2021/11/16/175449470/serangan-bom-kembar-hantam-ibu-kota-uganda