Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penampakan Kota Bawah Laut Baiae, Tempat Bangsawan Romawi Kuno Pesta Tanpa Henti

NAPOLI, KOMPAS.com - Arkeolog terus mengungkap resor kuno di teluk Pozzuoli, dekat Napoli, situs dengan lantai mosaik berornamen yang ada di bawah laut ini, diyakini adalah tempat bangsawan Romawi mengadakan pesta terpopuler di Kota Baiae.

Empat meter di bawah permukaan air, Arkeolog Enrico Gallochio menemukan lebih banyak jalur mosaik dan sisa-sisa tembok yang mengelilingi ruang spa zaman kuno.

Mosaik tersebut berasal dari abad ketiga. Hanya sebagian kecil dari reruntuhannya yang dapat ditemukan, sejak Kota Baiae mulai muncul dari kuburannya yang berair.

Lokasi itu sekarang menjadi taman arkeologi bawah laut yang luas. Situs ini telah menjadi tujuan wisata yang tidak biasa, bahkan ketika pekerjaan terus mengungkap lebih banyak reruntuhan.

“Luar biasa,” kata arkeolog Gallochio, yang mengelola taman bawah laut melansir Guardian.

“Di kawasan ini saja, kami telah menemukan 20 kamar. Masih banyak yang bisa ditemukan, tetapi ini adalah pekerjaan yang akan memakan waktu bertahun-tahun.”

Pada 1920-an penemuan patung marmer bergengsi selama operasi pengerukan di Pozzuoli begitu membangkitkan rasa ingin tahu pemimpin fasis Benito Mussolini. Dia pun menyarankan agar daerah itu dikeringkan untuk melihat harta apa yang mungkin muncul. .

Kemudian, pada hari yang cerah di tahun 1940-an, Raimondo Baucher, seorang pilot angkatan udara Italia, melihat apa yang digambarkan sebagai "kota hantu yang aneh", saat terbang rendah di atas tempat yang dulunya adalah pelabuhan Portus Julius.

Foto udara yang diambil oleh Baucher, yang juga merupakan perintis free-diving, mengidentifikasi dengan sangat jelas bentuk dinding, tiang marmer, jalan, pemecah gelombang, dan trotoar yang rumit.

“Kedalamannya sekitar satu setengah meter, dan karena langit dan laut sangat cerah pada hari itu, dia bisa melihat ada sesuatu di bawahnya,” kata Gallochio.

"Foto-fotonya mengungkapkan dunia yang sampai saat itu tidak diketahui. Hanya penduduk setempat yang curiga ada sesuatu di sana, tetapi mereka tidak tahu apa."

Sejak itu, para arkeolog telah menemukan lusinan barang antik, yang terbaru adalah kolom marmer besar.

Gallochio menggambarkan Baiae sebagai Monte Carlo dari era Romawi kuno, tempat di mana orang kaya dan berkuasa pergi untuk menikmati iklim yang nyaman, meneguk anggur, makan tiram, dan merasakan setiap kesenangan yang bisa dibayangkan.

Kaisar termasuk Augustus, Nero dan Caligula memiliki rumah di Baiae. Beberapa reruntuhan vila milik Julius Caesar dipajang di museum arkeologi Campi Flegrei.

Baiae dibangun di lereng supervolcano Campi Flegrei, dan daya tarik awalnya adalah mata air panasnya.

Menurut Gallochio, itu adalah kota spa, di mana orang percaya bahwa penyakit apa pun dapat disembuhkan.

"Kaisar Hadrian meninggal di Baiae: dia mungkin datang ke sini menjelang akhir hayatnya saat dia mencari penyembuhan terakhir."

Di kemudian hari, sumber tertulis menggambarkan Baiae sebagai kota kejahatan, di mana orang kaya akan berpesta selama berhari-hari, berselingkuh dan tanpa malu memamerkan kekayaan mereka.

Itu juga tempat di mana senator Gaius Calpurnius Piso berencana untuk membunuh Kaisar Nero.

“Kami memiliki jejak kamar-kamar mewah yang besar, ini yang pasti telah menjadi tuan rumah pesta terus-menerus,” kata Gallochio.

“Anda dapat membayangkan bahwa, selama liburan musim panas, ini adalah tempat pemanjaan diri, di mana kaum bangsawan Romawi bisa menjadi gila.”

Pada abad keempat, sebagian besar kota mulai tenggelam akibat “bradyseism”, di mana aktivitas vulkanik menyebabkan permukaan bumi naik dan turun.

Fenomena tersebut mempengaruhi seluruh area teluk, dengan pusat komersial terdekat Pozzuoli berakhir antara empat dan enam meter di bawah air.

Foto-foto Baucher memicu daya tarik yang besar, tetapi upaya pertama penggalian tidak dilakukan sampai 1959, tepatnya setelah peralatan scuba-diving menjadi lebih canggih.

Sebuah peta arkeologi dari kota yang tenggelam itu dibuat, dan menunjukkan jalan dan deretan bangunan.

Penggalian signifikan pertama dilakukan pada awal 1980-an, di mana nymphaeum, sebuah ruangan yang dipenuhi dengan patung marmer dari masa Kaisar Claudius, ditemukan. Replika patung berdiri di dasar laut hari ini, sementara aslinya dipajang di museum.

Penemuan lain termasuk pemandian kuno, air mancur, kolam ikan, di mana pemilik rumah akan membiakkan belut moray untuk jamuan di meja gourmet Romawi. Ada juga pipa air yang diukir dengan nama keluarganya di rumah senator Gnaeus Calpurnius Piso.

Situs bawah laut seluas 437 hektar ini, telah menjadi kawasan laut yang dilindungi sejak 2002. Sebelum itu, banyak relik yang dicuri dan dijual ke luar negeri, salah satunya berakhir di Getty Museum di Los Angeles.

“Pencurian itu bertepatan dengan meningkatnya popularitas scuba-diving. Beberapa orang mengambil relik tanpa memahami betapa berharganya relik itu,” kata Gallochio.

Hari ini, situs tersebut dikontrol ketat oleh kamera sirkuit tertutup, dan regu selam dari polisi seni Italia melakukan pemeriksaan rutin.

“Kami tidak memiliki bukti pencurian baru-baru ini, tetapi kami tidak dapat mengecualikannya 100 persen,” kata Gallochio.

“Kolom yang kami temukan 10 hari yang lalu memiliki tali di sekelilingnya… Mungkin sudah ada di sana selama bertahun-tahun – kami tidak tahu.”

Wisatawan dapat menjelajahi reruntuhan dengan snorkeling atau scuba-diving dengan pemandu terdaftar. Ada tujuh tempat menyelam yang bisa dipilih, termasuk Portus Julius, rumah senator Piso dan nimfaeum kaisar Claudius.

Otoritas taman arkeologi juga sedang menguji kemungkinan membiarkan pengunjung melihat reruntuhan dari perahu berlantai kaca, yang berangkat dari Pozzuoli.

Gallochio mengatakan akan memakan waktu bertahun-tahun bagi para arkeolog untuk meneliti seluruh area, tetapi mereka yakin akan membuat lebih banyak penemuan.

"Selalu emosional untuk menemukan sesuatu, bahkan jika itu sepotong kecil marmer," katanya.

https://www.kompas.com/global/read/2021/10/31/152355370/penampakan-kota-bawah-laut-baiae-tempat-bangsawan-romawi-kuno-pesta-tanpa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke