BRUSSELS, KOMPAS.com – Uni Eropa (UE) dan China harus terus melanjutkan pembicaraan dan terlibat dalam berbagai masalah meski ada perbedaan di antara keduanya.
Pernyataan itu disampaikan kepala kebijakan luar negeri UE Josep Borrell kepada Menteri Luar Negeri China Wang Yi dalam pertemuan virtual pada Selasa (28/9/2021).
Pertemuan tersebut dilaporkan UE melalui pernyataannya sebagaimana dilansir Reuters.
“Perwakilan tinggi mencatat bahwa meski ketidaksepakatan masih berlanjut, UE dan China perlu terus terlibat secara intensif di sejumlah bidang penting,” kata UE.
UE menambahkan, Borrell menggarisbawahi karakter inklusif dan kooperatif dari strategi Eropa mengenai Indo-Pasifik.
Uni Eropa mengambil sikap yang lebih lunak terhadap China. Beijing sendiri merupakan salah satu mitra dagang terpenting blok tersebut.
Di sisi lain, AS menjalin kesepatakan keamanan baru dengan Inggris dan Australia mengenai kawasan Indo-Pasifik yang diberinama pakta AUKUS.
Pakta tersebut dipandang banyak orang sebagai rancangan untuk melawan pengaruh China yang semakin tumbuh pesat di Indo-Pasifik.
Dalam AUKUS, AS dan Inggris bakal membantu Australia mengembangkan kapal selam bertenaga nuklir.
Sontak hal tersebut membuat marah Perancis. Pasalnya, Australia membatalkan kesepakatan kapal selam dengan Paris yang sudah disepakati terlebih dahulu.
Presiden Perancis Emmanuel Macron marah besar terhadap AS. Namun akhirnya, Macron mau menggelar pembicaraan dengan Presiden AS Joe Biden.
Biden dan Macron setuju menggelar pembicaraan untuk membangun kembali kepercayaan antara kedua negara setelah sengketa kapal selam.
Juru bicara UE mengatakan, Borrell menyambut baik upaya pembicaraan antara AS dan Perancis.
https://www.kompas.com/global/read/2021/09/29/063949070/meski-ada-perbedaan-eropa-china-harus-tetap-lanjutkan-pembicaraan