Salon Ini Dituntut Rp 3,8 Miliar karena Potong Pendek Rambut Model

Hukuman itu itu dijatuhkan pengadilan konsumen India, atas komplain dari model yang mengaku dirugikan.

BBC pada Jumat (24/9/2021) melaporkan, model perempuan itu biasa mendapatkan pekerjaan dari perusahaan produk rambut karena rambutnya yang panjang.

Namun, salon justru memotong pendek rambutnya yang tidak sesuai dengan instruksi model, sehingga perempuan itu mengalami kerugian besar, menurut keterangan pengadilan konsumen India.

Salon yang merupakan bagian dari jaringan hotel terkemuka di Delhi tersebut diizinkan mengajukan banding atas putusan itu.

Namun, sejauh ini pihak salon belum memberikan keterangan terkait putusan tersebut.

Komisi Penyelesaian Sengketa Konsumen Nasional India (NCDRC) mengatakan, model itu kehilangan pekerjaan dan menderita kerugian besar yang benar-benar mengubah gaya hidupnya, serta menghancurkan mimpinya untuk menjadi model top.

"Dia mengalami gangguan mental yang parah dan trauma karena kelalaian ... dalam memotong rambutnya dan tidak bisa berkonsentrasi pada pekerjaannya dan akhirnya dia kehilangan pekerjaannya," kata NCDRC.

Insiden salah potong rambut ini terjadi pada 2018, saat model tersebut memotong rambut di hotel dan memberikan instruksi khusus kepada staf tentang tampilan yang diinginkannya.

Akan tetapi, penata rambut memotong sebagian besar rambutnya, dan hanya menyisakan 4 inci di atas bahunya, menurut dokumen pengadilan.

"Dia tak mau lagi melihat dirinya di cermin. Dia seorang profesional komunikasi dan (harus) terlibat dalam pertemuan dan sesi interaktif. Tapi dia kehilangan kepercayaan dirinya karena rambutnya yang pendek," kata pengadilan.

Ketika dia mengeluh ke salon, dia ditawari perawatan rambut gratis sebagai penebus kesalahan.

Model perempuan tersebut mengatakan kepada pengadilan, perawatannya meragukan dan mengakibatkan kerusakan pada rambutnya".

"Dia juga mengalami kehilangan pendapatan karena gangguan mental setelah potongan rambut yang buruk dan, setelah itu, perawatan rambut yang menyiksa."

"Dia juga meninggalkan pekerjaannya ... Dia telah melalui rasa sakit dan trauma selama dua tahun terakhir setelah kejadian ini," lanjut keterangan pengadilan.