Tanpa ragu, Bolsonaro menyebut dirinya bisa jadi akan dibunuh, ditangkap, atau meraih kemenangan dalam pemilu tahun depan.
Pemimpin populis dari sayap kanan itu kini bersaing ketat dengan penantangnya dari sayap kiri, mantan presiden Luis Inacio Lula da Silva.
"Saya punya tiga opsi untuk masa depan saya: ditangkap, dibunuh, atau terpilih lagi," kata dia di hadapan rohaniawan.
Meski begitu, Jair Bolsonaro berkoar dia tidak sampai masuk ke penjara karena tak ada satu pun yang berani menentangnya.
Dalam kampanye 2018, Bolsonaro sempat ditikam karena namun mantan perwira militer tersebut berhasil selamat.
Presiden Brasil berusia 66 tahun yang berniat mencari periode kedua itu sudah mempertanyakan sistem voting secara elektronik.
Dilansir BBC Minggu (29/8/2021), Bolsonaro bahkan mengancam dia tidak akan menerima pemilihan presiden tahun depan.
Pada Rabu (25/8/2021), pengadilan pemilihan "Negeri Samba" menegaskan tidak ada masalah dengan sistem secara elektronik.
Dalam pertemuannya dengan rohaniawan Kristen, Bolsonaro menyerukan kepada mereka untuk ikut dalam aksi mendukungnya pada 7 September.
"Kita tentu tidak ingin mempunyai presiden yang menginginkan perpecahan. Namun semua ada batasnya. Saya tak bisa hidup seperti ini," kata dia.
Pada Jumat (27/8/2021), 150 orang suku asli melakukan unjuk rasa di depan istana kepresidenan, jelang putusan mahkamah agung mengenai tanah leluhur mereka.
Bolsonaro merupakan pendukung mutlak pengurangan hak masyarakat adat, menyebut mereka penghalang untuk ekspansi pertanian.
Dia juga menerima kritik karena sangat meremebhkan Covid-19, yang kini sudah membunuh setengah juta warganya.
Belum lagi fakta bahwa negara Amerika Selatan tersebut berjibaku melawan inflasi tinggi, kelaparan, hingga pengangguran.
https://www.kompas.com/global/read/2021/08/29/131517070/presiden-brasil-jair-bolsonaro-saya-akan-dibunuh-ditangkap-atau-terpilih