Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Eksekusi di Bawah Kim Jong Un: Ditembak Meriam Anti-pesawat hingga Dibakar Hidup-hidup

Menggunakan brutalitas dan ketakutan, Kim menyingkirkan siapa pun yang berpotensi mengganggu kekuasaannya.

Tidak hanya warga biasa, kebrutalan Kim juga menyasar anggota keluarganya sendiri, baik paman maupun saudara tiri.

Dilansir Daily Star Jumat (18/6/2021), berikut merupakan sejumlah eksekusi di bawah pemerintahan Kim Jong Un.

1. Ditembak meriam anti-pesawat

Paman Kim, Jang Song Thaek, orang paling berkuasa kedua di Korea Utara, ditembak mati pada 2013, dua tahun setelah si keponakan berkuasa.

Kantor berita KCNA memublikasikan momen ketika Jang digelandang ke ruang sidang dalam keadaan tangan terborgol.

Dalam klaim Pyongyang, Jang dihukum mati karena terbukti salah menangani anggaran negara, bermain perempuan, hingga penyalahgunaan alkohol.

Selain itu, Jang juga dituding berusaha merebut kekuasaan dan menjerumuskan ekonomi Korea Utara "sedemikian parah".

Menurut pengakuan pembelot bernama Kang Cheol Hwan, Jang Song Thaek ditembak menggunakan meriam anti-pesawat.

Dua saksi mata mengungkapkan sebelum dieksekusi, Jang dipaksa menyaksikan dua koleganya ditembak dengan cara serupa.

"Dua terpidana sebelumnya dieksekusi dan lenyap begitu saja, dengan darah mereka tepercik di Jang. Seketika dia pingsan," kata saksi tersebut.

2. Dibakar hidup-hidup dengan penyembur api

Pada 2014, Kim mengeksekusi seorang pejabat Korea Utara setelah sebelumnya dia menyebutnya sebagai "musuh negara".

O Sang Hon, yang kala itu menjabat sebagai wakil menteri keamanan publik, dibunuh karena berhubungan dengan Jang.

Menurut laporan Chosun Ilbo, O dan setidaknya 10 pejabat tinggi lainnya dihukum mati maupun diasingkan.

Sumber Pyongyang mengatakan, O dibakar hidup-hidup karena membentuk kementeriannya sebagai alat perlindungan bagi Jang.

Jang dan O sudah bekerja sama selama 10 tahun di kementerian tersebut, yang kemudian ditutup atas perintah Kim.

3. Musisi dibunuh karena "video porno"

Salah satu pembelot menceritakan, dia pernah dibawa secara paksa dari sekolah demi demi melihat eksekusi sekelompok musisi.

Hee Yeon Lim meninggalkan Korea Utara pada 2016, dan mengungkapkan seperti apa hidup di bawah rezim Kim Jong Un.

Dia mengisahkan dibawa ke Akademi Militer Pyongyang, dan menyaksikan bagaimana korban diikat dengan senjata anti-pesawat diarahkan kepadanya.

"Begitu senjata ditembakkan, suaranya memekakkan telinga. Sangat menakutkan mendengar tembakan bersahutan," kata dia kepada Daily Mirror.

Hee mengatakan para korban hancur dan menjadi serpihan. Tank kemudian bergerak menggilas potongan tubuh terpidana.

Dia menuturkan, 11 musisi Korea Utara tersebut dihukum mati karena dituding membuat video porno.

4. Saudara tiri dibunuh menggunakan racun saraf

Pada 2017, dunia dikejutkan setelah Kim Jong Nam, yang notabene Kim Jong Un, tewas di Bandara Kuala Lumpur, Malaysia.

Kim Jong Nam tewas setelah wajahnya disemprot menggunakan cairan yang ternyata adalah racun saraf VX.

Kakak tiri Kim, yang bepergian dengan nama samaran Kim Chol mengembuskan napas terakhir saat dilarikan ke rumah sakit.

Pemerintah Korut saat itu dituduh sengaja membunuh Kim Jong Nam demi mengamankan posisi adik tirinya.

Diberitakan Wall Street Journal, sebelum dibunuh Kim Jong Nam tengah menemui kontaknya di Badan Intelijen AS (CIA) di Malaysia.

Dua perempuan ditangkap. Satu warga Vietnam bernama Doan Thi Huong dan satunya wanita Indonesia bernama Siti Aisyah.

Siti dibebaskan pada 11 Maret 2019 setelah pengadilan "Negeri Jiran" memutuskan mencabut dakwaan terhadapnya.

Sementara Doan mengaku bersalah atas dakwaan perbuatan menyebabkan korban dan divonis tiga tahun penjara.

https://www.kompas.com/global/read/2021/06/21/145236170/eksekusi-di-bawah-kim-jong-un-ditembak-meriam-anti-pesawat-hingga-dibakar

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke