Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pentagon: AS Tarik Sistem Pertahanan Rudal dari Arab Saudi dan Negara-negara Timur Tengah Lainnya

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pentagon menarik sistem pertahanan rudal, perangkat keras hingga personel militer lainnya dari Arab Saudi dan negara-negara lain di Timur Tengah, menurut seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS).

Proses ini dilakukan sebagai bagian dari langkah penyelarasan kembali misi AS, dan pasukannya untuk menghadapi China dan Rusia.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menginstruksikan komandan Komando Pusat AS, yang mengawasi wilayah tersebut, untuk menarik pasukan musim panas ini.

Juru bicara Pentagon Cmdr Jessica McNulty mengatakan beberapa peralatan dan platform militer akan dikembalikan ke AS, untuk pemeliharaan dan perbaikan yang sangat dibutuhkan. Sementara aset lainnya akan dipindahkan ke wilayah lain.

Keputusan ini dibuat dalam koordinasi yang erat dengan negara tuan rumah dan dengan pandangan yang jelas untuk menjaga kemampuan AS memenuhi komitmen keamanannya.

Ini juga terkait mempertahankan sebagian dari kesiapan kapasitas AS, untuk memenuhi kebutuhan yang tinggi di masa depan jika terjadi kontingensi, kata dia melansir CNN pada Sabtu (19/6/2021).

McNulty dalam sebuah pernyataan juga menambahkan bahwa Pentagon tidak akan mengungkapkan ke mana atau kapan aset militer akan dikirim.

The Wall Street Journal adalah yang pertama melaporkan pergerakan pasukan ini.

AS memperkuat jejak militernya di Arab Saudi setelah serangan September 2019 terhadap fasilitas minyak negara itu, yang dikaitkan dengan Iran.

Serangan tersebut sempat mengganggu pasokan minyak global.

Setelah serangan itu, AS mengirim ribuan tentara ke negara Arab Saudi, serta dua baterai rudal Patriot dan satu sistem Terminal High Altitude Air Defense (THAAD).

AS juga mengirim baterai rudal Patriot ke Irak untuk membela pasukan AS menyusul pembunuhan Qasem Soleimani dan ancaman selanjutnya dari Iran.

Penarikan pasukan dari Timur Tengah terutama akan memengaruhi sistem pertahanan itu dan aset pertahanan udara lainnya, termasuk baterai rudal Patriot, kata pernyataan tersebut.

AS telah mengerahkan rudal Patriot ke Arab Saudi dan Irak untuk melawan ancaman yang ditimbulkan oleh Iran dan proksinya di kawasan itu, termasuk di Irak dan Yaman.

Rudal patriot efektif untuk mencegat rudal balistik, termasuk jenis rudal balistik jarak pendek yang telah ditembakkan dari Yaman dalam beberapa tahun terakhir.

Tetapi rudal tersebut lebih kurang efektif dalam mendeteksi dan mencegat drone dan rudal jelajah yang terbang di ketinggian rendah.

Penghapusan pasukan dari Arab Saudi dan negara-negara tetangga terjadi sebagai bagian dari penarikan yang lebih luas di wilayah tersebut.

AS akan menyelesaikan penarikan semua pasukan dari Afghanistan sebelum batas waktu 11 September. Kurang dari 1.500 tentara tetap berada di negara itu.

Di bawah pemerintahan Trump, jumlah pasukan AS di Irak dikurangi menjadi 2.500.

Perubahan tersebut mencerminkan pergeseran luas di dalam Kementerian Pertahanan AS. Fokusnya kini pada upaya melawan China dan Rusia sebagai ancaman masa depan. Sementara menjauh dari perang masa lalu di Timur Tengah.

Menteri Pertahanan AS akan penyelesaian tinjauan global pasukan AS dalam waktu dekat. Salah satu bahan pertimbangan dalam tinjauan tersebut adalah penilaian bahwa China merupakan "tantangan yang stabil dan konsisten" bagi militer AS.

Gugus Tugas Pentagon terkait China baru-baru ini menyelesaikan pekerjaannya dan menyerahkan rekomendasinya. Ini akan memengaruhi strategi AS ke depan, termasuk tinjauan secara global.

"Inisiatif ini, beberapa di antaranya akan tetap dirahasiakan, dirancang untuk memfokuskan proses dan prosedur kementerian dan lebih membantu para pemimpin pemerintahan dalam berkontribusi pada seluruh upaya pemerintah mengatasi tantangan China," kata juru bicara Pentagon John Kirby pekan lalu pada konferensi pers.

https://www.kompas.com/global/read/2021/06/20/131201570/pentagon-as-tarik-sistem-pertahanan-rudal-dari-arab-saudi-dan-negara

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Global
Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Internasional
6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

Global
Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Global
Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Global
[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Global
Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Global
Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Global
Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke