Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Irak Rencanakan Bangun 8 Reaktor Tenaga Nuklir pada 2030

BAGHDAD, KOMPAS.com - Irak ingin membangun 8 reaktor tenaga nuklir pada 2030 untuk mengurangi ketergantungan pada impor energi, setelah mengalami kekurangan listrik kronis.

Irak saat ini menggunakan listrik dengan mengimpor gas dari negara tetangganya Iran untuk menghasilkan sekitar sepertiga dari listriknya, seperti yang dilansir dari VOA Indonesia pada Rabu (16/6/2021).

"Pada 2030-2031, kami ingin memproduksi 25 persen kebutuhan listrik kami melalui tenaga nuklir," kata Kamal Latif, kepala Otoritas Pengatur Sumber Radioaktif Irak, kepada AFP.

Tenaga nuklir "lebih murah dan tersedia setiap hari sepanjang tahun, tidak seperti energi surya atau energi terbarukan lainnya," tambah Latif.

Latif mengatakan perundingan yang saat ini sedang berlangsung dengan perusahaan "Rusia, Korea, China, Amerika dan Perancis" bisa mengarah pada "penandatanganan" kesepakatan pada akhir tahun.

Namun, ia menolak mengomentari laporan yang mengatakan biaya reaktor tenaga nuklir baru itu bernilai 40 miliar dollar AS (sekitar Rp 569,7 triliun).

Ia hanya mengatakan Irak akan merundingkan fasilitas pembayaran "lebih dari 20 tahun, dengan kemungkinan pinjaman berbunga rendah".

Perusahaan Rusia Rosatom, yang dikutip oleh kantor berita TASS, mengatakan sedang mendiskusikan dengan Irak "seluruh agenda kemungkinan kerja sama dalam aplikasi energi dan non-energi dari teknologi nuklir untuk tujuan damai".

Para pakar percaya, dari pada menggunakan tenaga nuklir, Irak seharusnya merenovasi infrastrukturnya, karena kehilangan 30 hingga 50 persen energinya dalam transmisi yang disebabkan oleh sirkuit yang sudah usang.

Untuk meningkatkan infrastruktur energinya, Irak telah menandatangani nota kesepahaman dengan Siemens Jerman dan General Electric AS, tetapi proyek tersebut belum berjalan.

https://www.kompas.com/global/read/2021/06/16/190216270/irak-rencanakan-bangun-8-reaktor-tenaga-nuklir-pada-2030

Terkini Lainnya

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Rangkuman Hari Ke-813 Serangan Rusia ke Ukraina: Xi Jinping dan Putin Buat Kesepakatan | Zelensky Akui Situasi Sulit di Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-813 Serangan Rusia ke Ukraina: Xi Jinping dan Putin Buat Kesepakatan | Zelensky Akui Situasi Sulit di Kharkiv 

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke