Pada Kamis (10/6/2021), "Negeri Bollywood" mencatatkan 6.148 kasus, setelah Negara Bagian Bihar menemukan 3.929 korban meninggal yang tak dilaporkan.
Bihar, salah satu negara bagian termiskin, melakukan perubahan setelah mendapat perintah dari Pengadilan Tinggi Patna.
Pengadilan menerima gugatan bahwa angka korban meninggal Covid-19 di Bihar tak konsisten dan terkesan disembunyikan.
"Segala fakta harus mendapatkan verifikasi dari sumber yang ada," demikian keterangan pengadilan dikutip Sky News.
Menteri Kesehatan Bihar Mangal Panday mengatakan, pihaknya terbuka melakukan revisi jika ada dokumen resmi.
"Niat utama kami adalah membantu dan tidak menyembunyikan apa pun. Kami tidak menampik memang ada sebagian nama yang hilang," kata dia.
Terdapat dugaan India tidak melaporkan kematian karena virus corona pada April dan Mei, saat mereka dihantam gelombang kedua begitu parah.
Pada April, Sky News menginvestigasi tidak adanya laporan kematian di sejumlah krematorium di New Delhi dan Ghaziabad, Uttar Pradesh.
Temuan tersebut menunjukkan adanya perbedaan besar angka sebenarnya dengan jumlah yang diberikan pemerintah.
Salah satu penyebabnya adalah banyaknya kematian di rumah, bukan rumah sakit, sehingga tidak masuk catatan pemerintah.
Korban meninggal corona di luar fasilitas medis nampaknya tidak dimasukkan ke dalam hitungan resmi pemerintah.
Varian Covid-19 Delta, nama resmi galur India, menyebar hingga daerah pedesaan yang fasilitas kesehatannya tidak memadai.
Di Uttar Pradesh, Sky News menemukan ratusan guru meninggal dalam beberapa hari pasca-ditugaskan sebagai petugas pemilihan.
Sementara asosiasi guru menghitung ada 1.600 kolega mereka yang meninggal, otoritas hanya mengakui tiga.
Selain itu, terdapat banyak laporan dan bukti rekaman video ratusan mayat yang mengapung di Sungai Gangga.
Saat ini, India merupakan negara kedua yang paling parah terdampak corona setelah AS, melaporkan 29 juta kasus dan 360.000 korban meninggal.
https://www.kompas.com/global/read/2021/06/11/105105270/india-laporkan-angka-kematian-harian-covid-19-tertinggi-dunia-6148-kasus