Kabar itu disampaikan pengacaranya, di mana Suu Kyi dijerat berbagai dakwaan mulai dari kepemilikan ilegal walkie-talkie hingga melanggar aturan Covid-19.
Myanmar berada dalam krisis sejak Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) dilengserkan junta militer lewat kudeta 1 Februari.
Ribuan rakyat turun ke jalan memprotes kudeta itu, dengan grup pemantau menyatakan sekitar 850 orang tewas.
Menurut kuasa hukumnya, Aung San Suu Kyi bakal disidang di pengadilan Naypyidaw pada Senin pekan depan (14/6/2021).
Dilansir AFP Senin (7/6/2021), kuasa hukum Suu Kyi meyakini sidang akan digelar hingga 26 Juli mendatang.
Sejak dijadikan tahanan rumah, pengacara Suu Kyi baru dua kali diizinkan untuk bertemu dengannya.
"Kesaksian dari penggugat dan saksi akan kami kumpulkan mulai minggu depan," kata Min Min Soe setelah menemui kliennya.
Suu Kyi kemudian dijadwalkan menjalani sidang lain pada 15 Juni, di mana dia didakwa melakukan penghasutan.
Selain itu, akan muncul juga presiden yang juga ikut dilengserkan Win Myint dan pemimpin senior NLD, Dr Myo Aung.
AFP melaporkan, terdapat penjagaan ketat di bangunan dewan yang dekat dengan lokasi pengadilan.
"Aung San Suu Kyi meminta semua rakyat Myanmar berada dalam keadaan sehat," jelas Min Soe meniru perkataan kliennya.
David Mathieson, analis Myanmar menyatakan sidang yang dipimpin junta militer tak lebih dari teatrikal belaka.
"Ini semua tentang rezim ilegal yang mendiskreditkan pemimpin demokrasi dengan tuduhan palsu, yang membuat malu diktator mana pun," kata dia.
Pemimpin junta, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, mengeklaim pihaknya melakukan kudeta karena NLD sudah melakukan kecurangan dalam pemilu 2020.
Suu Kyi, penerima Nobel Perdamaian, pernah menjadi tahanan rumah selama 15 tahun sebelum dibebaskan pada 2010.
Meski begitu, reputasinya sempat rusak karena diam ketika junta menyerang etnis Rohingya pada 2017.
https://www.kompas.com/global/read/2021/06/07/190114170/pengadilan-aung-san-suu-kyi-bakal-digelar-pekan-depan