Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Setelah KTT ASEAN Junta Myanmar Mau Hentikan Kekerasan, tapi...

Militer Myanmar hanya mau menghentikan kekerasan bila negara yang dilanda kudeta itu sudah kembali ke stabilitas.

Kekerasan dalam menindak demo Myanmar sejauh ini telah menewaskan lebih dari 750 orang menurut kelompok pemantau lokal, dan menimbulkan kekhawatiran di antara negara-negara tetangga kawasan regional.

Pemimpin junta Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing akhir pekan lalu menghadiri KTT ASEAN, yang menjadi perjalanan dinas luar negeri pertamanya sejak merebut kekuasaan.

Di KTT ASEAN para pemimpin dan perwakilan negara mengeluarkan pernyataan konsensus lima poin, yang menyerukan penghentian segera kekerasan di Myanmar, serta kunjungan ke negara itu oleh utusan khusus regional.

Pada Selasa (27/4/2021) Dewan Administrasi Negara Myanmar, sebagaimana junta menyebut dirinya, mengatakan akan mempertimbangkan saran dari KTT ASEAN.

Junta Myanmar juga mengatakan, saran negara-negara tetangga akan dipertimbangkan secara positif jika ASEAN akan memfasilitasi implementasi dari lima tahap roadmap junta.


Juru bicara junta Zaw Min Tun mengatakan kepada AFP, mereka puas dengan pertemuan itu dan dapat menjelaskan situasi sebenarnya kepada para pemimpin negara-negara ASEAN.

Namun ASEAN dikenal tidak memliki pengaruh diplomatik besar, dan para pengamat mempertanyakan seberapa efektif hal itu dapat mempengaruhi krisis Myanmar.

Mantan Duta Besar AS untuk Myanmar, Scot Marciel, memperingatkan meski tanggapan militer terhadap KTT sudah menunjukkan tanda-tanda kemunduran, ASEAN tidak boleh berhenti di situ.

"ASEAN tidak boleh berhenti di sini saja, karena junta bergerak mundur bahkan meski kesepakatan terbatas dicapai Sabtu," tulisnya dalam twit.

"Harus ada tindak lanjut yang mendesak, dan tindakan kepada junta untuk penundaan."

"Ada alasan mengapa tidak ada seorang pun di Myanmar yang mempercayai Tatmadaw," katanya merujuk pada nama junta Myanmar.

https://www.kompas.com/global/read/2021/04/27/154358970/setelah-ktt-asean-junta-myanmar-mau-hentikan-kekerasan-tapi

Terkini Lainnya

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Global
Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke