Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pimpinan Junta Militer Myanmar Gelar Pesta Mewah pada Hari Paling Berdarah sejak Kudeta

Melansir Insider pada Senin (29/3/2021) foto-foto Jenderal berseragam militer putih berjalan di karpet merah dan menyapa tamu saat makan malam di luar ruangan diunggah di media sosial selama akhir pekan.

Makan malam itu diadakan untuk peringatan Hari Angkatan Bersenjata, yang memperingati awal perlawanan Myanmar terhadap pendudukan Jepang selama Perang Dunia II, menurut CNN.

Selama parade militer untuk menandai kesempatan itu pada hari sebelumnya, Min Aung Hlaing memberikan pidato di mana dia mengatakan dia ingin "menjaga demokrasi," sambil menentang "tindakan kekerasan," menurut BBC.

Perwakilan dari Rusia, China, India, Pakistan, Bangladesh, Vietnam, Laos, dan Thailand menghadiri pesta makan malam Sabtu malam.

Gambar mengejutkan yang tersebar di media sosial dari pesta itu, sangat kontras dengan kondisi jalanan Myanmar, setelah sipil dihadapkan pada aksi kekerasan tentara yang paling mematikan pasca kudeta.

Pasukan menewaskan sedikitnya 114 orang pada Sabtu (27/3/2021). Dengan korban tewas termasuk anak-anak, menurut penghitungan oleh outlet berita independen Myanmar Now.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan jumlah kematian 107, sementara penyiar yang dikelola militer Myawaddy TV jumlahnya adalah 45, menurut The Guardian.

Menurut perhitungan terbanyak, itu adalah hari paling mematikan sejak dimulainya kudeta pada 1 Februari, di mana militer menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi.

Sebanyak 459 orang telah tewas selama kudeta tersebut, menurut hitungan oleh kelompok pemantau Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.

Menurut BBC, pasukan tampaknya menembak siapa pun yang mereka lihat di jalan-jalan pada Sabtu.

CNN melaporkan pasukan keamanan yang menembaki bangunan tempat tinggal dan penggerebekan dan penangkapan malam hari.

Di antara para korban hari itu adalah seorang warga Mandalay berusia 40 tahun. Dia ditembak dan dibakar hidup-hidup oleh pasukan, menurut Myanmar Now.

Pembunuhan berlanjut hingga Minggu (28/3/2021). Pasukan keamanan dilaporkan melepaskan tembakan ke pemakaman seorang siswa berusia 20 tahun di kota Bago, menurut Reuters.

Pertumpahan darah pada Sabtu memicu pernyataan bersama yang langka dari menteri pertahanan 12 negara termasuk Amerika Serikat (AS), Inggris, Jepang, Australia, Kanada, Denmark, Jerman, Yunani, Italia, Selandia Baru, dan Korea Selatan.

"Seorang militer profesional mengikuti standar perilaku internasional dan bertanggung jawab untuk melindungi, bukan merugikan, orang-orang yang dilayaninya," bunyi pernyataan itu, melansir BBC.

Presiden AS Joe Biden juga mengutuk pembunuhan tersebut.

"Ini benar-benar memalukan dan berdasarkan laporan yang saya dapatkan, banyak orang telah terbunuh sama sekali tidak perlu," ujarnya melansir The Guardian pada Minggu (28/3/2021).

BBC melaporkan China dan Rusia belum bergabung dengan kritik internasional atas kudeta tersebut, yang berarti tindakan apa pun melalui Dewan Keamanan PBB tidak mungkin dilakukan.

https://www.kompas.com/global/read/2021/03/30/084517970/pimpinan-junta-militer-myanmar-gelar-pesta-mewah-pada-hari-paling

Terkini Lainnya

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke