Keputusan itu diambil setelah departemennya memperbolehkan seorang pejabat universitas menerima vaksin Covid-19 lebih dulu dari kelompok prioritas lainnya.
Presiden Lenin Moreno mengumumkan pengunduran diri Zevallos di Twitter, setelah tindakan tersebut memicu reaksi keras publik.
Dalam unggahannya, surat pengunduran diri menteri tersebut menjelaskan bahwa keputusannya untuk mundur adalah karena "iklim politik saat ini."
Zevallos juga menambahkan pengunduran dirinya dilakukan agar Kampanye Vaksinasi Nasional dapat terus dilanjutkan.
Zevallos, yang mengawasi penanganan Ekuador terhadap pandemi, mendapat kecaman setelah terungkap bahwa Kementerian Kesehatan yang dia pimpin mengundang rektor universitas untuk menerima vaksin lebih dulu. Proses itu dilakukan sebelum petugas kesehatan dan orang tua.
Jabatan yang dipegang Zevallos sebenarnya baru “seumur jagung”. Dia menggantikan Catalina Andramuno, Menkes Ekuador yang mengundurkan diri pada awal pandemi pada Maret 2020.
Pengunduran diri Menkes sebelumnya terjadi hanya berselang seminggu setelah negara di kawasan Amerika Selatan itu mengumumkan peningkatan 400 kasus dalam waktu kurang dari seminggu.
Saat itu jumlah kasus baru di Ekuador baru mencapai 532 kasus dengan 7 kematian. Negara ini kini telah melaporkan total 281.169 kasus Covid-19 dan 15.669 kematian, menurut Universitas Johns Hopkins.
Zevallos adalah menteri kesehatan Amerika Selatan ketiga yang mengundurkan diri setelah skandal akses vaksin serupa tahun ini.
Pilar Mazzetti dari Peru mengundurkan diri pada 13 Februari setelah terungkap sekelompok politisi, termasuk mantan presiden Martin Vizcarra, telah diberi akses ke vaksin sebelum kelompok lain.
Pada 20 Februari, Menteri Kesehatan Argentina, Gines Gonzalez Garcia, juga mengundurkan diri setelah seorang jurnalis mengungkapkan bahwa dia adalah bagian dari "kelompok VIP" yang divaksinasi oleh kementerian kesehatan di luar kampanye vaksinasi reguler.
Negara-negara Amerika Latin dibiarkan berebut vaksin awal tahun ini. Ekuador memulai kampanye inokulasi pada Januari menggunakan vaksin Pfizer/BioNTech.
Sementara tahun lalu melansir Kompas.com setidaknya 11 Menteri Kesehatan sejumlah negara juga memutuskan meninggalkan jabatannya.
Diantaranya adalah dari Ceko, Polandia, Pakistan dan Rumania karena kasus baru Covid-19 yang terus meningkat tidak dapat dikendalikan.
Menkes Selandia Baru disorot keras karena melanggar aturan pembatasan selama lockdown di negaranya sendiri. Menkes Kazakhstan dan Belanda mundur karena alasan kesehatan.
Sementara di Brasil dan Chile pengunduran diri Menkes diklaim terjadi karena perbedaan pendapat dalam responds terhadap pandemi dengan pimpinan negaranya. Adapun pengunduran diri Menkes di Kirgistan dilakukan setelah adanya tuduhan korupsi.
https://www.kompas.com/global/read/2021/02/27/204046770/deretan-menkes-yang-mundur-selama-pandemi-bertambah-begini-klaimnya