Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pfizer Mulai Uji Coba Vaksin Covid-19 ke Wanita Hamil

Sebab, iu hamil dikesampingkan dalam uji klinis pertama, yang artinya data dalam kelompok ini masih terbatas.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengatakan, vaksinasi tidak wajib bagi ibu hamil, dan menyarankan para wanita tersebut untuk berkonsultasi dulu jika memiliki pertanyaan tentang risiko.

Dr Anna Durbin profesor kesehatan internasional di Johns Hopkins Bloombeerg School of Public Health menerangkan ke ABC News, "Uji coba ini akan memberi data penting tentang keamanan dan imunogenisitas vaksin pada wanita hamil."

"Data ini belum didapat dalam uji coba Fase 3 dan akan membangun kepercayaan untuk penggunaan vaksin ini pada wanita hamil," terangnya.

Uji coba vaksin virus corona Pfizer Fase 2/3 akan melibatkan sekitar 4.000 wanita dengan usia kehamilan 24-34 minggu, kata Pfizer dalam siaran persnya.

Separuh peserta akan disuntik vaksin, sedangkan setengah pastisipan lainnya bakal diberi plasebo.

Studi ini akan mencakup wanita hamil yang sehat berusia 18 tahun ke atas di AS, Kanada, Argentina, Brasil, Chile, Mozambik, Afrika Selatan, Inggris Raya, dan Spanyol.

Peserta uji coba akan mendapat dua dosis vaksin corona dengan jarak 21 hari, dan mereka akan dipantau selama 7-10 bulan untuk menilai keamanan ibu dan bayinya.

Kondisi bayi juga akan dipantau sampai usia 6 bulan, untuk melihat apakah ada transfer antibodi dari ibu yang divaksin.

"Wanita hamil memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi dan mengalami Covid-19 yang parah, itu sebabnya kami mengembangkan vaksin yang aman dan efektif untuk populasi ini," kata Dr William Gruber Wakil Presiden Senior Penelitian dan Pengembangan Klinik Vaksin untuk Pfizer.

https://www.kompas.com/global/read/2021/02/19/071141370/pfizer-mulai-uji-coba-vaksin-covid-19-ke-wanita-hamil

Terkini Lainnya

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Global
[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

Global
Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke