Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[Biografi Tokoh Dunia] Elon Musk, Miliuner Seberangi Benua Kejar Mimpi Sampai ke Mars

KOMPAS.com - Banyak orang mengalami masalah ekonomi selama Covid-19. Sejumlah pekerja ada yang harus berjuang dengan risiko terpapar virus corona di tempat kerja.

Banyak yang bekerja ekstra dengan sedikit atau tanpa bayaran tambahan. Sementara yang lain harus berjuang untuk bertahan hidup sebagai pengangguran.

Namun sejumlah kecil orang di dunia ternyata merasakan kondisi jauh berbeda. Melansir Guardian pada Jumat (15/1/2021), kekayaan kolektif dari 651 miliuner di Amerika Serikat (AS) telah melonjak lebih dari 1 triliun AS (Rp 14 kuadriliun), sejak awal pandemi Covid-19.

Salah satu dari mereka yaitu pengusaha dengan portofolio perusahan dari beragam industri, Elon Musk.

Sejak usia 20-an, pria berdarah Afrika Selatan ini memang sudah tergolong sebagai miliuner. Ketika itu dia menjual perusahaan rintisannya, Zip2, menjadi bagian dari Compaq Computers.

Berbagai industri terus dijajakinya, hingga yang paling populer saat ini, Tesla dan SpaceX. Pada Januari 2021, Musk dikabarkan melampaui Jeff Bezos sebagai orang terkaya di dunia.

Bocah pemimpi yang jenius

Pria kelahiran 28 Juni 1971 ini lahir di Pretoria, Afrika Selatan. Ayah Musk berasal dari sana, sementara ibunya adalah orang Kanada.

Saat masih kecil, orang tua nya mengira putra mereka memiliki gangguan pendengaran karena lambat dalam merespons, sampai harus membawanya ke dokter.

Baru kemudian diketahui bahwa Musk sering tenggelam dalam lamunannya tentang berbagai penemuan, sehingga tidak sadar akan sekelilingnya.

Ketika dia berusia 10 tahun, Musk mulai tertarik dengan komputer. Dia belajar bagaimana memprogram secara otodidak. Dua tahun kemudian, Musk sudah menjual perangkat lunak pertamanya berupa, video game bernama “Blastar”.

Seolah menuangkan ketertarikannya pada misi luar angkasa, game buatannya itu mengambil tema perang luar angkasa. Di mana pesawat luar angkasa saling menghancurkan menggunakan bom hidrogen.

Di sekolah dasar, Musk bertubuh pendek, tertutup, dan kutu buku. Dia bahkan mengalami intimidasi sampai berusia 15 tahun, setelah hormon pertumbuhannya mulai melonjak.

Tapi karena itu, dia belajar bagaimana mempertahankan diri dengan karate dan gulat.

Musk menghabiskan masa kecilnya dengan saudara laki-lakinya Kimbal dan saudara perempuan Tosca di Afrika Selatan. Ayah Musk, Errol Musk, adalah seorang insinyur Afrika Selatan yang kaya. Namun, orang tuanya bercerai ketika dia berusia 10 tahun.

Ketika Musk tumbuh dewasa, ibunya mengambil lima pekerjaan sekaligus untuk menghidupi keluarganya. Ibu Musk, Maye Musk, adalah model Kanada dan wanita tertua yang membintangi kampanye Covergirl.

Pada 1988, setelah mendapatkan paspor Kanada, Musk meninggalkan Afrika Selatan. Dia tidak mau mendukung apartheid dan menjalani wajib militer. Rencana ambisius sudah dibuatnya yaitu mencari peluang ekonomi lebih besar yang tersedia di AS.

Merintis jadi taipan

Musk pindah ke Kanada untuk kuliah di Queen's University pada 1989 dan memperoleh kewarganegaraan Kanada tahun itu. Jalur itu diambilnya agar lebih mudah untuk mendapatkan kewarganegaraan AS.

Pada 1992, Musk meninggalkan Kanada untuk belajar bisnis dan fisika di Universitas Pennsylvania. Dia lulus dengan gelar sarjana di bidang ekonomi dan melanjutkan untuk gelar sarjana kedua di bidang fisika.

Merasa belum cukup, dia kemudian mengejar gelar PhD di bidang fisika energi ke Universitas Stanford di California. Tapi, dia memutuskan untuk keluar dua hari setelah bergabung dengan universitas bergengsi itu.

Musk merasa internet memiliki lebih banyak potensi untuk mengubah masyarakat daripada bekerja dalam fisika. Maka pada 1995 dia mendirikan Zip2, sebuah perusahaan yang menyediakan peta dan direktori bisnis untuk surat kabar online.

Pada 1999 Zip2 dibeli oleh produsen komputer Compaq seharga 307 juta dollar AS (Rp 4,3 triliun). Musk kemudian mendirikan perusahaan jasa keuangan online, X.com, yang kemudian menjadi PayPal, yang mengkhususkan diri dalam jasa transfer uang secara online.

Lelang online eBay membeli PayPal pada 2002 seharga 1,5 miliar dollar AS (Rp 21 triliun). Pada tahun yang sama Musk akhirnya bisa mendapatkan kewarganegaraan AS yang diincarnya sejak lama.

Eksplorasi luar angkasa

Musk sudah lama yakin bahwa untuk bertahan hidup, umat manusia harus menjadi spesies multiplanet. Namun, ayah dari X Æ A-12 Musk itu tidak puas dengan mahalnya biaya peluncur roket.

Pada 2002 ia mendirikan Space Exploration Technologies (SpaceX). Perusahaan ini membuat roket yang lebih terjangkau.

Dua roket pertamanya adalah Falcon 1, pertama kali diluncurkan pada 2006. Kemudian Falcon 9 yang lebih besar, pertama kali diluncurkan pada 2010. Musk berhasil merancang roketnya dengan biaya yang jauh lebih murah daripada roket pesaing.

Roket ketiga, Falcon Heavy, pertama kali diluncurkan pada 2018. Model ini dirancang untuk membawa 117.000 pound (53.000 kg) ke orbit. Kemampuannya hampir dua kali lipat dari pesaing terbesarnya, Delta IV Heavy milik Perusahaan Boeing. Namun hanya memakan biaya sepertiganya.

SpaceX telah mengumumkan penerus Falcon 9 dan Falcon Heavy, “Super Heavy – Starship System”.

Tahap pertama Super Heavy akan mampu mengangkat 100.000 kg (220.000 pon) ke orbit Bumi yang rendah. Muatannya adalah Starship, pesawat ruang angkasa yang dirancang untuk menyediakan transportasi cepat antara kota-kota di Bumi, dan membangun pangkalan di Bulan dan Mars.

SpaceX juga mengembangkan pesawat ruang angkasa Dragon, yang membawa pasokan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Dragon dapat membawa sebanyak tujuh astronot, dan melakukan penerbangan awak yang membawa astronot Doug Hurley dan Robert Behnken ke ISS pada 2020.

Musk berusaha mengurangi biaya penerbangan luar angkasa dengan mengembangkan roket yang sepenuhnya dapat digunakan kembali. Artinya, roket dapat lepas landas dan kembali ke landasan tempat peluncurannya.

Mulai 2012, roket “SpaceX’s Grasshopper” melakukan beberapa penerbangan singkat untuk menguji teknologi tersebut. Selain menjadi CEO SpaceX, Musk juga menjadi kepala desainer dalam pembuatan roket Falcon, Dragon, dan Grasshopper.

Industri mobil masa depan

Bisnis “mahal” Musk tidak hanya itu. Sudah lama, pria yang hampir menginjak usia kepala lima ini, tertarik dengan masa depan mobil listrik.

Maka pada 2004, dia menjadi salah satu penyandang dana utama Tesla Motors. Perusahaan otomotif yang kemudian berganti nama menjadi Tesla ini, secara khusus memproduksi mobil listrik. Pertama kali didirikan oleh pengusaha Martin Eberhard dan Marc Tarpenning.

Pada 2006, Tesla memperkenalkan mobil pertamanya, Roadster. Mobil “ramah lingkungan ini” dapat menempuh jarak 245 mil (394 km) dengan sekali pengisian daya.

Jenis ini tidak seperti kebanyakan kendaraan listrik sebelumnya, yang menurut Musk kaku dan tidak menarik. Mobil sport ini dapat melaju dari 0 hingga 60 mil (97 km) per jam, dalam waktu kurang dari empat detik.

Pada 2010 penawaran umum perdana perusahaan mengumpulkan sekitar 226 juta dollar AS (Rp 3,1 miliar). Dua tahun kemudian Tesla memperkenalkan sedan Model S, yang diakui oleh kritikus otomotif atas performa dan desainnya.

Perusahaan ini terus mendapat pujian dari pengembangan berbagai model lanjutan seperti SUV mewah Model X-nya, yang dipasarkan pada 2015. Model 3, kendaraan yang lebih murah, mulai diproduksi pada 2017.

Kontroversi di tengah pandemi

Harga saham Tesla melonjak selama pandemi virus corona. Kekayaan Musk pun turut terdongkrak sebesar lebih dari 140 miliar dollar AS (Rp 1,9 kuadriliun), hingga membuatnya tercatat sebagai orang terkaya di dunia awal tahun ini.

Ironisnya capaian itu tak lepas dari kontroversi. Diketahui covid-19 mewabah dalam pabrik Tesla di Fremont California yang tetap beroperasi selama pandemi.

Menurut laporan Guardian awal tahun ini, Musk menentang perintah penutupan lokal, untuk membuka kembali pabrik dan memulai kembali produksi.

Musk mengirimkan email internal kepada semua karyawan. Isinya menyiratkan bahwa pekerja akan kehilangan tunjangan pengangguran, jika mereka tidak muncul untuk bekerja karena melanggar perintah.

Setidaknya dua pekerja menerima pemberitahuan penghentian karena tidak muncul untuk bekerja. Padahal mereka mengambil cuti tanpa digaji, karena ketakutan akan risiko virus corona bagi diri mereka sendiri dan keluarganya.

Sedangkan karyawan lain di Tesla mendapat pengurangan gaji sebesar 10 persen. Kemudian pemotongan bertambah menjadi 30 persen dari pertengahan April hingga akhir Juni 2020.

https://www.kompas.com/global/read/2021/01/30/050000370/biografi-tokoh-dunia-elon-musk-miliuner-seberangi-benua-kejar-mimpi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke