Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kapal Tanker Disita Iran, Korea Selatan Kirim Kapal Perusak Anti-Pembajakan

TEHERAN, KOMPAS.com - Korea Selatan akan mengirim delegasi ke Iran untuk merundingkan pembebasan sebuah kapal tanker minyak yang disita bersama awaknya.

Hal itu disampaikan oleh pihak berwenang Seoul pada Selasa, saat unit kapal anti-pembajakan tiba di perairan dekat Selat Hormuz, seperti yag dilansir dari AFP pada Selasa (5/1/2021).

Pengawal Revolusi Iran pada Senin (4/1/2021), mengatakan telah menyita MT Hankuk Chemi berbendera Korea Selatan yang dituding membawa 7.200 ton "produk kimia minyak", karena melanggar undang-undang lingkungan maritim.

Kementerian pertahanan Seoul mengatakan pada Selasa (5/1/2021) bahwa sebuah kapal perusak yang membawa anggota unit anti-pembajakan Korea Selatan telah tiba di perairan dekat Selat Hormuz dan sedang "menjalankan misi untuk memastikan keselamatan warga negara kami", tanpa memberikan rincian.

Seoul mengatakan, unit Cheonghae berkekuatan 300 orang telah berada di wilayah itu sejak akhir 2019 dan tidak akan terlibat dalam operasi ofensif, kata seorang pejabat militer yang tidak disebutkan namanya kepada Kantor Berita Yonhap Selatan.

“Masalah tersebut harus diselesaikan melalui diplomasi. Unit tersebut difokuskan pada keselamatan orang-orang kami yang menggunakan jalur air tersebut, setelah insiden penyitaan,” tambah mereka.

Juru bicara kementerian luar negeri Choi Young-sam mengatakan delegasi pemerintah akan "dikirim ke Iran secepat mungkin untuk mencoba menyelesaikan masalah melalui negosiasi bilateral."

Dalam kapal tanker itu dilaporkan berisi kru yang berasal dari Korea Selatan, Indonesia, Vietnam, dan Myanmar, kata Pengawal di situsnya Sepahnews, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Penyitaan itu terjadi setelah beberapa hari ketegangan AS-Iran yang tinggi ditandai dengan peringatan pertama pembunuhan komandan militer Iran Mayor Jenderal Qasem Soleimani oleh AS dalam serangan pesawat tak berawak di Baghdad.

Amerika Serikat pada Minggu membatalkan keputusan untuk membawa pulang kapal induk USS Nimitz dari Teluk, dengan Pentagon mengutip "ancaman baru-baru ini" oleh Republik Islam itu.

Pada Senin (4/1/2021), Iran mengatakan telah memulai proses untuk memperkaya uranium hingga kemurnian 20 persen, sebuah langkah yang dengan cepat menarik perhatian internasional.

Miliaran dollar terkunci

Secara terpisah, wakil menteri luar negeri Korea Selatan Choi Jong-kun akan melanjutkan perjalanan tiga hari yang direncanakan ke Teheran awal pekan depan, tambah juru bicara itu.

Kunjungan wakil menteri telah diatur sebelum penyitaan, karena Teheran mengupayakan pembebasan miliaran dollar yang ditahan di Seoul di bawah sanksi AS.

Menurut gubernur bank sentral Iran Abdolnasser Hemmati, negara itu memiliki "simpanan 7 miliar dollar AS (Rp 97,4 triliun) di Korea Selatan" yang tidak dapat "ditransfer atau kami tidak mendapatkan pengembalian apa pun, sementara mereka meminta biaya" untuk menahan dana tersebut.

Menteri Luar Negeri Korea Selatan Kang Kyung Wha tidak mengomentari spekulasi bahwa Iran menyita kapal dalam upaya untuk menekan Seoul agar membuka aset Iran.

"Kami perlu memverifikasi fakta terlebih dahulu dan memastikan keselamatan kru kami," kata Kang kepada wartawan.

"Kami sedang melakukan upaya diplomatik untuk pembebasan lebih awal," tambahnya.

https://www.kompas.com/global/read/2021/01/05/220654370/kapal-tanker-disita-iran-korea-selatan-kirim-kapal-perusak-anti

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke