Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penembakan di Masjid Selandia Baru, PM hingga Kepala Polisi Minta Maaf

Permintaan maaf itu muncul setelah komisi negara mengeluarkan laporan setebal 800 halaman, atas insiden yang terjadi pada 15 Maret 2019.

Sebanyak 44 rekomendasi dilayangkan, dan meski komisi menyatakan penembakan itu tak terhindarkan, kegagalan penegak hukum juga ditunjukkan.

Kegagalan dalam mengantisipasi serangan membuat perlunya dilakukan perubahan masif pada jajaran kepolisian dan Badan Keamanan Intelijen Selandia Baru (NZSIS).

"Kami harusnya bisa berbuat lebih. Kami dengan tulus meminta maaf," kata Kepala Polisi Andrew Coster kepada korban penembakan di Masjid Al Noor dan Linwood.

Mereka baru menyadari ada situasi genting setelah si teroris, Brenton Tarrant, mengirim surel ke parlemen delapan menit sebelum serangan.

Adapun Tarrant divonis penjara seumur hidup tanpa adanya kemungkinan pembebasan bersyarat, hukuman paling berat dalam sejarah "Negeri Kiwi".

Teroris asal Australia itu diputus bersalah karena membunuh 51 orang dan melukai 40 lainnya saat mereka hendak melaksanakan Shalat Jumat.

Berdasarkan laporan itu, Tarrant disebut sudah berniat melakukan teror sejak tiba di Selandia Baru pada Agustus 2017, dilansir Sky News Selasa (8/12/2020).

Dalam laporan itu, dikatakan Brenton Tarrant sudah menunjukkan perilaku rasis sejak kecil, dan teradikalisasi oleh paham kanan ekstrem.

Meski begitu, Tarrant juga dikatakan sebagai sosok yang tidak punya teman dekat, serta berperilaku yang tak menimbulkan kecurigaan.

Tiga bulan setelah datang ke Selandia Baru, Tarrant dilaporkan segera mengurus surat izin kepemilikan senapan semi-otomatis yang dianggap cacat.

Laporan itu menyatakan NZSIS terlalu berlebihan fokus kepada pencegahan terorisme Islamis, sehingga Tarrant lolos dari pengawasan.

"Karena itu, tidak mungkin ada yang berhsil mendeteksinya kecuali ada kesempatan," demikian laporan yang dibuat komisi negara.

Direktur Jenderal NZSIS Rebecca Kitteridge meminta maaf kepada organisasi Islam yang merasa dipantau dan ditarget oleh pihaknya.

Kitteridge menyatakan, lembaga telik sandi seperti NZSIS seharusnya bisa lebih memerhatikan dan peka terhadap perhatian mereka.

"Saya tahu bahwa ada beberapa orang yang menganggap pemantauan ini begitu mengecewakan. Karena itu, saya meminta maaf," ujar dia.

Sebanyak 1.168 pengakuan tercantum dalam laporan tersebut, di mana para penyintas masih mengaku mereka tidak merasa aman baik saat beribadah maupun hidup sehari-hari.

Pemerintahan Jacinda Ardern merespons dengan menunjuk menteri yang bertugas mengoordinasi respons negara terhadap 44 rekomendasi.

"Komisi tidak menemukan bahwa berbagai isu yang muncul bisa menghentikan serangan. Namun memang terdapat kegagalan. Untuk itu saya meminta maaf," tegasnya.

Pihaknya menjanjikan aksi lanjutan untuk memastikan tidak ada lagi ancaman keamanan nasional terhadap warga Selandia Baru.

"Sebuah permintaan maaf akan terasa hampa jika tak ada aksi yang menaunginya," jelasnya.

https://www.kompas.com/global/read/2020/12/08/120404770/penembakan-di-masjid-selandia-baru-pm-hingga-kepala-polisi-minta-maaf

Terkini Lainnya

Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Global
Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Global
Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Internasional
Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Global
ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

Global
Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Global
Rusia Tuduh AS Akan Taruh Senjata di Luar Angkasa

Rusia Tuduh AS Akan Taruh Senjata di Luar Angkasa

Global
Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Global
Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Global
Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Global
Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Internasional
AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

Global
WNI di Singapura Luncurkan 'MISI', Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

WNI di Singapura Luncurkan "MISI", Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

Global
Sebelum Tewas, Raisi Diproyeksikan Jadi Kandidat Utama Pemimpin Tertinggi Iran

Sebelum Tewas, Raisi Diproyeksikan Jadi Kandidat Utama Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Biden Sebut Serangan Israel Bukan Genosida Saat Korban Tewas di Gaza Capai 35.562 Orang

Biden Sebut Serangan Israel Bukan Genosida Saat Korban Tewas di Gaza Capai 35.562 Orang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke