Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[Biografi Tokoh Dunia] Ratu Wilhelmina, Wanita yang Membawa Belanda Lewati 2 Perang Dunia

KOMPAS.com - Ratu Wilhelmina adalah pemimpin wanita inspiratif dari Belanda, yang mampu membawa negaranya melewati 2 perang besar di dunia, yaitu Perang Dunia I dan Perang Dunia II.

Ratu Belanda ini memiliki nama lengkap Wilhelmina Helena Pauline Maria. Dia putri dari Raja William III dan istri keduanya, Emma dari Waldeck-Pyrmont, yang lahir pada 31 Agustus 1880.

Melansir Britannica, Wilhelmina menyandang jabatan sebagai ratu, setelah ayahnya meninggal pada 23 November 1890. Dia dilantik pada 6 September 1898 di Nieuwe Kerk Amsterdam pada usianya 18 tahun.

Pada 7 Februari 1901, ia menikah dengan Pangeran Henry dari Mecklenburg-Schwerin (1876-1934).

Kemudian, pada 30 April 1909, ia melahirkan seorang putri bernama Juliana, setelah mengalami dua kali keguguran dalam 8 tahun pernikahan, seperti yang dilansir dari Five Minute History.

Pemerintahan

Di bawah pemerintahan Ratu Wilhelmina yang memiliki kecenderungan politik konservatif, aturan main politik di Belanda tidak berubah, kerajaan tetap berada di atas kepentingan politik, seperti yang dilansir dari Encyclopedia.

Bijaksana dan berhati-hati adalah gaya kepemimpinan dari Wilhelmina. Kendati demikian, ia memiliki kemauan keras yang tercermin dari cara berpikir, ucapan, dan tindakannya yang tegas.

Sikap kepemimpinannya itu sudah dapat dilihat pada era awal jabatannya, ketika usianya 20 tahun, seperti yang dilansir dari New World Encyclopedia.

Ratu Wilhelmina memerintahkan kapal perang belanda ke Afrika Selatan untuk menyelamatkan Paul Kruger, Presiden Trnsvaal yang diperangi.

Oleh karena itu, ia mendapatkan status internasional dan mendapatkan rasa hormat serta kekaguman dari orang-orang di seluruh dunia.

Ratu Wilhelmina sangat memahami masalah bisnis dan investasinya membuat ia menjadi wanita yang sangat kaya.

Keluarga Kerajaan Belanda masih terkenal sebagai pemegang saham tunggal terbesar Royal Dutch Shell .

Perang dunia

Ketika Jerman menginvansi Belanda pada 10 Mei 1940, Wilhelmina mengeluarkan maklumat kepada negaranya tentang "protes yang menyala-nyala", seperti yang dilansir dari Britannica. 

Sepanjang perang, dia menyerukan kepada rakyatnya melalui Radio Orange untuk mempertahankan semangat mereka sampai kemerdekaan bangsa, dan dia disambut kembali dengan antiusias oleh rakyatnya hingga kependudukan Jerman di Belanda berakhir pada 1945.

Sebelum pecahnya Perang Dunia I, seperti yang dilansir dari New World Encyclopedia Wilhelmina muda mengunjungi Kaiser Wilhelm II dari Jerman yang kuat, yang membual kepada ratu.

"Pengawalku setinggi tujuh kaki dan milikmu hanya setinggi bahu mereka," kata Kaiser Wilhelm II. 

Wilhelmina tersenyum sopan dan menjawab, "Benar, Yang Mulia, penjagamu setinggi tujuh kaki. Tapi, ketika kita membuka tanggul kita, airnya sepuluh kaki!"

Selama Perang Dunia I, ia berperan dalam menjaga netralitas Belanda di panggung politik dunia.

Wilhelmina dikenal juga sebagai "ratu prajurit".

Alasannya, sebagai seorang wanita, dia tidak bisa menjadi Panglima Tertinggi, tetapi dia tetap menggunakan setiap kesempatan yang dia miliki untuk memeriksa pasukannya selama perang dunia.

Melansir New World Encyclopedia, dalam banyak kesempatan dia muncul tanpa pemberitahuan sebelumnya, ingin melihat kenyataan, bukan kondisi yang dibuat-buat.

Dia mencintai tentaranya, tetapi sangat tidak senang dengan sebagian besar pemerintahannya, yang menggunakan militer sebagai tameng untuk pemotongan anggaran yang tidak sesuai.

Wilhelmina menginginkan pasukan kecil, tapi terlatih dan lengkap. Namun, itu jauh dari kenyataan.

Akhir massa

Pada 4 September 1948, dilansir dari Five Minute History, Wilhelmina turun takhta, setelah memimpin selama 57 tahun dan 286 hari.

Menurut New World Encyclopedia, kepemimpinan Wilhelmina tercatat lebih lama dari raja Belanda lainnya dan membawa negaranya melewati krisis Perang Dunia I dan Perang Dunia II.

Kepemimpinananya telah memutus hubungan Belanda dengan Luksemburg, yang menerapkan undang-undang yang melarang kepemimpinan dari seorang wanita.

Wilhelmina mengundurkan diri dan mewariskan mahkotanya kepada putrinya Juliana dan memilih berada di Istana Het Loo.

Saat itu, pengaruh kerajaan Belanda sudah mulai menurun, tapi negara tetap mencintai keluarga kerajaan.

Wihelmina tutup usia pada 28 November 1962 di Istana Het Loo.

Ia dimakamkan di ruang bawah tanah Keluarga Kerajaan Belanda di Nieuwe Kerk di Delft, pada 8 Desember. Pemakaman itu, atas permintaannya.

Ia juga meminta seluruh hal yang diberikan dalam pemakananya berwarna putih, yang mana untuk mengekspresikan yang ia yakini, bahwa kematian duniawi adalah awal dari kehidupan kekal.

Pada saat kematiannya, sebuah berita kematian New York Times meringkas apa yang orang-orang Belanda pikirkan tentang Ratu Wilhelmina mereka selama Perang Dunia II.
Meskipun perayaan ulang tahun Ratu dilarang oleh Jerman, namun tetap diperingati.

Ketika pengunjung gereja di kota nelayan kecil Huizen bangkit dan menyanyikan satu bait lagu kebangsaan Belanda, Wilhelmus van Nassauwe, pada hari ulang tahun Ratu, kota itu membayar denda sebesar 60.000 gulden atau lebih dari 500.000 dollar AS hari ini (Rp 7 miliar).

https://www.kompas.com/global/read/2020/11/28/160000770/-biografi-tokoh-dunia-ratu-wilhelmina-wanita-yang-membawa-belanda-lewati

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke