SEOUL, KOMPAS.com - Pemerintah Korea Selatan memperkenalkan sistem jarak sosial dan aturan batasan 5 tingkat terbaru pada Minggu (1/11/2020) kemarin untuk membuat respons lebih cepat dalam mengatasi wabah.
Selain itu, sistem jarak sosial 5 tingkat ini juga dinggap efektif dan berkelanjutan di tengah wabah Covid-19 yang masih bergulir.
Mengutio Korea Herald, Perdana Menteri Korea Selatan Chung Sye-kyun menyebut sistem itu dengan istilah 'respons anti-virus yang teliti'.
Sebelumnya, sistem itu memiliki 3 tahapan. Peningkatan tahapan disesuaikan dengan cakupan besarnya penyebaran virus corona.
Pembatasan yang ada pun disesuaikan untuk berbagai fasilitas serta wilayah tergantung pada risiko dan keadaan.
Pembagian lima tingkat tahapan itu, 3 di antaranya adalah aturan batasan jumlah orang yang diizinkan berkumpul, batasan operasional bisnis serta penutupan sekolah.
Kesemua itu diatur oleh pemerintah pusat. Sementara 2 tingkat lainnya, yakni tingkat peringatan virus yang paling rendah, di mana virus hanya menyebar di wilayah terbatas dan bukan secara nasional, pemerintah kota diberikan kekuasaan penuh untuk mengatur.
Di tingkat penyebaran rendah itu, tempat bisnis dan sekolah masih dapat tetap dibuka.
Tingkat jarak sosial dan pembatasan itu akan ditingkatkan atau pun diturunkan berdasarkan pada indikator utamanya yakni pola infeksi mingguan dan kapasitas rumah sakit dalam menampung pasien kritis.
Selain itu, jumlah pasien yang berusia 60 tahun ke atas dan rata-rata infeksi sekunder yang dihasilkan dari 1 orang yang terinfeksi.
Klaster infeksi baru ditemukan belakangan ini pada Kamis lalu, ditemukan di sebuah sekolah menengah pusat kota Seoul dengan 16 kasus infeksi.
Korea Selatan terus mengalami peningkatan dalam kasus yang ditemukan dari panti jompo, rumah sakit, fasilitas kesejahteraan, gereja, sauna umum dan pertemuan sosial.
Sebagian besar kasus-kasus itu terjadi di pusat kota Seoul.
https://www.kompas.com/global/read/2020/11/02/113754070/korea-selatan-terapkan-sistem-social-distancing-5-tingkat-apa-saja