Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Otoritas Kesehatan AS Kini Sebut Orang Tanpa Gejala Covid-19 Tidak Perlu Tes, Kok Bisa?

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Setelah sebelumnya merekomendasikan orang tanpa gejala (asimptomatik) Covid-19 untuk dites jika merasa telah berdekatan seseorang yang terinfeksi, Otoritas Kesehatan Amerika Serikat (AS) tiba-tiba membalikkan 'informasi' tanpa duduk perkara yang jelas.

Otoritas Kesehatan AS, sebagaimana dilansir AFP, Kamis (27/8/2020) mengatakan bahwa orang tanpa gejala tidak perlu tes virus meski telah berdekatan dengan orang yang terinfeksi.

Perubahan pedoman dilakukan secara diam-diam ke situs web Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) pada Senin lalu di tengah laporan media AS soal campur tangan politik dari Gedung Putih.

Presiden Donald Trump telah berulang kali mengatakan bahwa AS harus melakukan lebih sedikit pengujian, dan menyalahkan pengujian karena membuatnya tampak seolah-olah negara itu melakukan yang buruk terhadap pandemi.

Padahal itu tidak benar, meskipun AS sedang menguji pada tingkat tinggi, itu karena wabahnya lebih buruk daripada negara lain di mana pun di dunia, dengan lebih dari 5,8 juta kasus terkonfirmasi dan hampir mencapai 180.000 kematian.

Situs web CDC sebelumnya mengatakan, "Pengujian direkomendasikan untuk semua yang pernah kontak (terpapar) dengan orang yang terinfeksi SARS-CoV-2."

"Karena penularan potensial pada asimptomatik dan pre-simptomatik, sangatlah penting bahwa kontak individu dengan orang terinfeksi untuk cepat diidentifikasi dan diuji."

Namun kini, situs itu mengatakan, "Jika Anda berada dalam kontak dekat (dengan jarak sekitar 1,82 meter) dengan orang terinfeksi Covid-19 setidaknya selama 15 menit namun tidak punya gejala apapun, Anda tidak harus perlu melakukan pemeriksaan kecuali Anda seorang yang rentan atau penyedia perawatan kesehatan atau pejabat kesehatan publik lokal dan negara, Anda perlu melakukan pemeriksaan."

Fauci tidak tahu soal pergantian informasi di situs web CDC

Dalam panggilan telepon dengan wartawan, pejabat senior departemen kesehatan Brett Giroir mengatakan, "Pedoman baru adalah tindakan CDC. Seperti biasa, pedoman mendapat perhatian, konsultasi dan masukan yang sesuai dari para ahli Satgas (virus corona)."

Giroir tidak merinci bukti baru apa yang mengarah pada panduan tersebut.

Namun dia mengatakan bahwa dokumen tersebut telah dilihat oleh pejabat senior lainnya termasuk Anthony Fauci yang dihormati secara luas, yang memimpin Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular.

Fauci kemudian membantahnya, mengatakan kepada CNN, "Saya berada di bawah pengaruh bius total di ruang operasi dan tidak menjadi bagian dari diskusi atau musyawarah apa pun mengenai rekomendasi pengujian baru."

"Saya prihatin dengan penafsiran rekomendasi ini dan khawatir hal itu akan memberikan anggapan yang salah bahwa penyebaran tanpa gejala bukanlah masalah besar. Faktanya, memang demikian," tambahnya.

Fauci menjalani operasi pada Kamis lalu untuk mengangkat polip pita suara. 

CDC sebelumnya telah menekankan bahwa antara 40-50 persen orang dengan Covid-19 tidak menunjukkan gejala, dan oleh karenanya, menjalani tes sangat penting untuk menghentikan penyebaran virus.

Banyak pakar kesehatan lainnya juga bereaksi dengan cemas.

"Saya masih tidak bisa memahami perubahan panduan @CDCgov," demikian bunyi kicauan Leana Wen, seorang profesor di Universitas George Washington dan mantan komisaris kesehatan Baltimore di Twitter.

"Diperkirakan 40-50 persen orang dengan #covid19 tidak menunjukkan gejala. Mereka yang terpapar virus perlu tahu untuk melindungi anggota keluarganya & publik. Orang harus bertanya-tanya: apakah perubahan ini karena kami tidak memiliki cukup tes?"

Baik The New York Times dan CNN mengutip ucapan pejabat yang mengatakan bahwa CDC diperintahkan untuk mengubah pedomannya karena ada tekanan dari presiden Trump.

Pemerintahan Trump sebelumnya telah dituduh menekan CDC untuk mengubah panduannya tentang pembukaan kembali sekolah, dengan sangat membebani rekomendasinya untuk pembelajaran tatap muka.

Netralitas politik Badan Pengawas Obat dan Makanan juga dipertanyakan minggu ini ketika ketuanya, Stephen Hahn, bergabung dengan Trump karena salah mengartikan tentang efektivitas plasma darah. Hahn kemudian meminta maaf.

https://www.kompas.com/global/read/2020/08/27/061519770/otoritas-kesehatan-as-kini-sebut-orang-tanpa-gejala-covid-19-tidak-perlu

Terkini Lainnya

Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Global
Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Internasional
Kolombia Selangkah Lagi Larang Adu Banteng mulai 2027

Kolombia Selangkah Lagi Larang Adu Banteng mulai 2027

Global
Hamas Tewaskan 1.189 Orang, Israel 36.096 Orang

Hamas Tewaskan 1.189 Orang, Israel 36.096 Orang

Global
Taiwan Minta Dukungan Indonesia di Tengah Latihan Militer China

Taiwan Minta Dukungan Indonesia di Tengah Latihan Militer China

Global
Israel Mengelak Serangannya ke Rafah Sebabkan Kebakaran Mematikan

Israel Mengelak Serangannya ke Rafah Sebabkan Kebakaran Mematikan

Global
[POPULER GLOBAL] Serangan Israel Bakar Hidup-hidup Pengungsi | Biden Terkesan Membela

[POPULER GLOBAL] Serangan Israel Bakar Hidup-hidup Pengungsi | Biden Terkesan Membela

Global
Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Global
Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Global
Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Global
Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Internasional
Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke