Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Karena Virus Corona, Ibu Kota Xinjiang di China Deklarasikan "Darurat Perang"

BEIJING, KOMPAS.com - Otoritas China di Urumqi, ibu kota wilayah Xinjiang Barat mendeklarasikan 'darurat perang' terhadap wabah virus corona dengan kembali menerapkan lockdown.

Angka kasus infeksi semakin meningkat, pada Sabtu kemarin (18/7/2020), pihak berwenang melaporkan sebanyak 17 kasus infeksi baru sehingga menerapkan kembali aturan ketat di sana.

Melansir BBC, meski angkanya 'tampak' kecil, China sebelumnya sudah mencatat sangat sedikit kasus pasca wabah Covid-19 melanda besar-besaran negeri 'Panda'.

China kini tidak berada di 20 deretan teratas negara dengan angka infeksi mau pun kematian akibat Covid-19 yang besar.

Secara keseluruhan, China dilaporkan memiliki lebih dari 85.000 kasus infeksi dan 4.600 kematian berdasarkan Johns Hopkins University.

Seperti apa kasus infeksi di Urumqi?

Ibu kota Xinjiang, wilayah otonomi Urumqi, memiliki populasi penduduk sebanyak 3.5 juta orang.

Kasus infeksi terbaru mulai terdeteksi pada Rabu lalu, merupakan kasus pertama di wilayah itu setelah berbulan-bulan lamanya tidak muncul kasus infeksi baru.

Wilayah itu langsung membatalkan hampir semua penerbangan masuk dan keluar kota itu. Termasuk menutup layanan subway yang juga ditangguhkan.

Pada Sabtu (18/7/2020), pejabat berwenang mengatakan total kasus infeksi sejumlah 17. Seorang pejabat mengatakan, "Seluruh kota tengah memasuki 'darurat perang' dan akan menangguhkan semua jenis aktivitas."

Ada pun aturan-aturan lockdown terbaru di antaranya berisi tentang:

1. Pemeriksaan massal di beberapa gedung di mana banyak kasus terdeteksi, yang akhir-akhir ini meluas di seluruh penjuru Urumqi.

2. Kunjungan ke rumah tetangga atau orang lain dibatasi, termasuk pertemuan besar.

3. Para warga dilarang meninggalkan kota Urumqi kecuali benar-benar butuh dan harus melakukan tes sebelum meninggalkan kota itu.

Direktur pengendalian dan pencegahan penyakit China, Rui Baoling mengatakan bahwa klaster utama telah terdeteksi di distrik Tianshan, Urumqi namun meski 'wabah telah berkembang dengan cepat', situasinya masih bisa dikendalikan.

Pekan lalu, Xinjiang melaporkan adanya 23 kasus infeksi tanpa gejala alias asimptomatik, dengan 269 orang di bawah pengawasan medis.

Bagaimana sikap China dalam menghadapi wabah?

Angka kematian dan infeksi akibat Covid-19 di China paling banyak terjadi di Wuhan pada awal tahun 2020.

Setelah itu, satu-satunya klaster terbesar hanya dilaporkan berasal dari Beijing pada Juni kemarin, dengan lebih dari 330 orang terinfeksi.

Meski begitu, angka yang dilaporkan China banyak diragukan oleh publik.

Sejauh ini China telah menerapkan aturan ketat untuk mencegah penyebaran dan perluasan wabah. Dengan menerapkan kendali ketat, termasuk menutup transportasi dan melakukan tes massal.

Pada Jumat kemarin, hanya ada 22 kasus infeksi yang dilaporkan di seluruh daratan utama China, 16 dari angka itu berasal dari Urumqi.

https://www.kompas.com/global/read/2020/07/20/161100370/karena-virus-corona-ibu-kota-xinjiang-di-china-deklarasikan-darurat

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke