Dites Ulang, Presiden Brasil Jair Bolsonaro Masih Positif Covid-19

Pernyataan itu disampaikan Bolsonaro Rabu (15/7/2020) dalam Facebook Live yang disiarkan dari kebun di kediaman pribadinya, Brasilia.

"Saya baik-baik saja, puji Tuhan. Kemarin pagi (14/7/2020), saya dites ulang dan malam harinya, hasilnya keluar di mana saya masih positif Covid-19," kata dia.

Jair Bolsonaro mengatakan, dia tidak menderita gejala apa pun dan mengaku meminum hidroksiklorokuin, obat malaria untuk mengobati virus corona.

"Saya tak merekomendasikan apa pun. Saya merekomendasikan jika Anda harus berkonsultasi dengan dokter. Untuk kasus saya, dokter militer menyarankan hidroksiklorokuin dan itu berhasil," ujar dia.

Dalam rilis kantor kepresidenan, Presiden Brasil berusia 65 tahun itu masih dikarantina di Istana Alvorada, di mana dia akan bekerja melalui telekonferensi.

Presiden sayap kanan, yang menuai kontroversi karena menyepelekan wabah, mengakui dia terinfeksi virus itu pada pekan lalu.

Dalam wawancara dengan CNN Senin (13/7/2020), Bolsonaro mengaku dia "tidak tahan dengan rutinitasnya di rumah saja" dan ingin segera dinyatakan pulih.

Seperti diberitakan AFP, dia mengungkapkan tidak lagi menderita gejala seperti demam maupun kesulitan bernapas sejak 6 Juli.

Pemimpin yang dijuluki "Donald Trump dari negeri tropis" itu terus mengonsumsi hidroksiklorokuin, obat yang dianggap ampuh mengatasi Covid-19.

Namun, obat tersebut belum diumumkan berkhasiat secara resmi, dengan isu ini sendiri sudah membuat dunia ilmu pengetahuan terbelah.

Sejak mengaku terpapar, Bolsonaro menjalani karantina di istana kepresidenan bersama dengan orang terdekat yang juga terinfeksi.

Baginya, rutinitas itu membosankan. Sebab, dia biasanya akan menyapa pendukungnya. Seringnya tak mengenakan masker dan mengabaikan protokol kesehatan.

Selain menjalani telekonferensi, Bolsonaro menyibukkan diri dengan memberi makan Rhea, burung asli Amerika Selatan mirip burung unta dan emu.

Saat ini, Brasil merupakan negara paling terdampak Covid-19 kedua di dunia setelah AS, dengan 1,9 juta kasus dan 74.000 korban meninggal.