Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lonjakan Kasus Infeksi Virus Corona di Australia dan Asia

CANBERRA, KOMPAS.com - Negara-negara bagian di Australia memperketat kembali perbatasan dan membatasi kunjungan ke bar sebagai tindakan cepat untuk menghindari gelombang kedua penyebaran virus corona yang semakin tinggi, pada Selasa (14/7/2020).

Lonjakan kasus di negara bagian Victoria, dan meningkatnya kasus baru di New South Wales telah membuat khawatir pihak berwenang.

Melansir Reuters pada Selasa (14/7/2020), Australia Selatan membatalkan rencana untuk membuka kembali perbatasannya ke New South Wales pada 20 Juli mendatang.

Di Queensland karantina wajib diterapkan selama 2 minggu bagi orang-orang yang telah mengunjungi 2 daerah di pinggiran barat Sydney.

Di New South Wales, kunjungan ke bar dibatasi 300 orang, karena bercermin dari puluhan kasus terkait dengan wabah di Victoria dan wabah yang berpusat di sebuah hotel besar di barat daya Sydney.

“Aktivitas di dalam ruangan, di mana orang tidak duduk adalah risiko kesehatan yang sangat besar. Ini meningkatkan kemungkinan penularan,” kata Perdana Menteri New South Wales, Gladys Berejiklian kepada wartawan.

Sementara, Melbourne, kota terbesar kedua di Australia, sudah berada di pekan kedua dari rencana lockdown selama 6 minggu.

Pencegahan di Asia

Sikap waspada kembali terhadap munculnya lonjakan kasus virus corona dilakukan juga di negara-negara Asia.

Banyak negara di Asia membatalkan rencana pembukaan kembali kegiatan perekonomian mereka, seperti Disney di Hong Kong dan Jepang yang terpaksa ditutup kembali.

Disney kini bersiap menutup kembali taman hiburannya di Hong Kong dan Jepang akibat peningkatan jumlah kasus virus corona di seluruh Asia, yang memunculkan kekhawatiran adanya gelombang kedua penyebaran virus.

Walt Disney Co mengatakan akan menutup sementara taman hiburannya di Hong Kong Disneyland mulai hari ini, Rabu (15/7/2020).

Hong Kong, yang menderita sangat sedikit kasus infeksi dalam gelombang pandemi pertama, akan memberlakukan aturan social distancing yang ketat dari tengah malam pada hari Selasa, yang paling ketat di pusat keuangan Asia.

Menurut otoritas kesehatan, Hong Kong mencatat 52 kasus baru pada Senin (12/7/2020), termasuk 41 yang ditransmisikan secara lokal.

Sejak akhir Januari, Hong Kong telah melaporkan 1.522 kasus dan media melaporkan kematian ke-8 karena virus corona terjadi pada Senin (12/7/2020).

"Munculnya kasus lokal baru-baru ini dari sumber infeksi yang tidak diketahui menunjukkan adanya penularan diam-diam yang berkelanjutan di masyarakat," kata pemerintah Hong Kong.

China, dalam beberapa pekan terakhir, melonggarkan pembatasan perbatasan antara Macau dan provinsi tetangganya, Guangdong, membuat kasus di Macau melonjak.

Di Tokyo, para pejabat kesehatan berusaha melacak lebih dari 800 penonton teater, setelah 20 orang termasuk anggota pemain pertunjukan baru-baru ini dinyatakan positif terinfeksi virus corona.

Jepang, yang tidak mengalami ledakan kasus virus corona, membuat pelonggaran pembatasan sebagai rencana pembukaan kembali landasan pacu di salah satu bandara terbesarnya.

Sementara, di pusat kota teknologi India, Bengaluru mulai melakukan lockdown selama seminggu pada Selasa, setelah adanya lonjakan kasus yang menyusul pelonggaran pembatasan.

Dari sekitar 1.000 kasus pada 19 Juni, kota Bengaluru diyakini telah lolos dari angka infeksi terburuk berkat pelacakan kontak. Lonjakan kasus infeksi di sana meningkat hingga hampir mencapai 20.000 kasus.

Para ahli kesehatan Bengaluru mengatakan adanya pencabutan lockdown nasional pada Juni telah menyebabkan kasus infeksi kembali terjadi.

Kota-kota lain, termasuk Pune dan Aurangabad, telah menerapkan kembali pembatasan dalam beberapa hari terakhir ini.

Kemudian, di Filipina pekan ini mencatat kenaikan harian terbesar dalam kematian akibat virus corona di Asia Tenggara, sehingga sebagian dari Manila akan kembali melakukan lockdown kepada 250.000 warganya.

Seorang juru bicara kepresidenan mengatakan pembatasan di bagian lain ibu kota tidak mungkin untuk dilonggarkan.

Ada pun, di Indonesia, Presiden Joko Widodo telah menolak penerapan lockdown ketat karena kekhawatiran tentang stabilitas ekonomi, meski pun Indonesia tercatat memiliki jumlah kasus kematian tertinggi akibat virus di Asia Timur, di luar China.

Saat ini, gubernur Jakarta dilaporkan mempertimbangkan untuk memperketat beberapa pembatasan yang relatif ringan setelah lonjakan kasus di ibu kota tersebut.

Di Thailand, yang tidak memiliki kasus yang ditransmisikan secara lokal dilaporkan selama 6 minggu ini telah meningkatkan keamanan perbatasan, karena ada kekhawatiran tentang gelombang kedua infeksi virus corona setelah penangkapan ribuan migran ilegal dalam sebulan terakhir.

Jumlah infeksi virus corona di seluruh dunia mencapai 13 juta pada Senin (13/7/2020), dan menurut penghitungan Reuters, naik satu juta hanya dalam lima hari.

Pandemi virus corona telah menewaskan lebih dari setengah juta orang dalam 6 setengah bulan.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa pandemi akan memburuk, jika negara gagal mematuhi tindakan pencegahan yang ketat.

"Biarkan saya berterus terang, terlalu banyak negara menuju ke arah yang salah, virus tetap menjadi musuh publik nomor satu," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus pada briefing virtual pada Senin (13/7/2020).

Di belahan bumi utara, negara-negara berlomba untuk menangani wabah sebelum masuk musim dingin, yang bisa membawa gelombang penyebaran virus corona sesi baru.

Menurut pakar kesehatan, gelombang kedua infeksi di Inggris musim dingin ini dapat membunuh hingga 120.000 orang selama 9 bulan, dalam skenario terburuk.

https://www.kompas.com/global/read/2020/07/15/101356870/lonjakan-kasus-infeksi-virus-corona-di-australia-dan-asia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke