Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Meghan Markle Merasa "Tak Dilindungi" Kerajaan Inggris

LONDON, KOMPAS.com - Meghan Markle merasa "tidak dilindungi" oleh keluarga kerajaan Inggris dari artikel media yang "palsu dan merusak reputasi" ketika dia hamil.

Klaim tersebut diajukan sebagai bagian dari dokumen pengajuan tuntutan terhadap Mail on Sunday, Mail Online, beserta pemilik media terkait sebagaimana dilansir dari AFP, Kamis (2/7/2020).

Mantan aktris Amerika tersebut mengklaim telah terjadi pelanggaran privasi, hak perlindungan data, dan hak cipta atas penyiaran korespondensi antara ia dengan ayahnya setelah pernikahannya dengan Pangeran Harry.

Dalam dokumen tersebut menyebutkan bahwa dia telah menjadi "subyek dari banyaknya artikel palsu dan merusak citranya yang dilakukan oleh tabloid Inggris, yang menyebabkan tekanan emosional yang luar biasa dan mengganggu kesehatan mentalnya".

Dokumen tersebut juga tertulis "institusi" kerajaan gagal melindunginya dari tuduhan-tuduhan tersebut dan dia juga "dilarang untuk melindungi dirinya sendiri".

Selain itu, merujuk pada sebuah artikel yang diterbitkan tabloid Amerika Serikat (AS) People di mana 5 teman Markle yang enggan disebut namanya mengklaim bahwa, "mereka benar-benar peduli terhadap keselamatannya (Meghan Markle)".

Dalam dokumen itu juga Pangeran Hary dan Meghan mengklaim pernikahan mereka menyumbang pendapatan pariwisata senilai 1 miliar pound sterling atau senilai Rp 17,9 triliun.

Pangeran Harry dan Meghan keluar dari Istana Buckingham pada awal 2020 dan telah melancarkan perang yang semakin sengit dengan media, khususnya tabloid.

Harry mengungkapkan bahwa "kampanye kejam" yang dilakukan terhadap istrinya sama dengan apa yang telah dihadapi mendiang ibunya, Putri Diana.


Putri Diana terbunuh dalam kecelakaan mobil berkecepatan tinggi di Paris pada Agustus 1997, saat dikejar oleh paparazzi.

Mereka kini tinggal bersama putra kecil mereka di California serta mendirikan organisasi nirlaba yang berfokus pada promosi kesehatan mental, pendidikan, dan kesejahteraan.

Sementara itu, seorang orang hakim dalam kasus ini telah menolak sejumlah klaim para bangsawan tersebut.

Hakim juga menyebut media terkait tindakan mereka yang "tidak jujur dan dengan itikad buruk" juga "dengan sengaja menggali atau menggerakkan konflik" antara Meghan dan ayahnya.

Kelompok media menyangkal kesalahan dan mempertahankan publikasi untuk kepentingan umum dan atas dasar kebebasan berekspresi.

https://www.kompas.com/global/read/2020/07/03/105549170/meghan-markle-merasa-tak-dilindungi-kerajaan-inggris

Terkini Lainnya

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke