Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Amankan Kesepakatan Dagang dengan China, Trump Tunda Sanksi ke Xinjiang

Penundaan itu dilakukan demi melindung negosiasi perdagangan AS-China, menurut sebuah wawancara yang diterbitkan pada Minggu (21/6/2020).

Para aktivis mengatakan, China telah mengumpulkan setidaknya 1 juta Muslim Uighur dan orang-orang Turki lainnya, untuk mengasimilasi mereka secara paksa dengan cara memusnahkan budayanya.

Beijing membantah melakukan hal tersebut, tetapi masalah ini sudah kadung mengguncang hubungan AS-China yang sebelumnya sudah berselisih di sektor perdagangan.

Ketika Trump ditanya situs berita Axios mengapa dia menunda Departemen Keuangan AS jatuhkan sanksi ke pemerintah China yang terkait dengan Xinjiang, sang presiden berkata, "Kami berada di tengah-tengah kesepakatan dagang besar."

"Dan saya telah membuat kesepakatan besar, potensi pembelian senilai 250 miliar dollar AS (Rp 3,5 kuadriliun)."

"Dan ngomong-ngomomg, mereka banyak membeli, mungkin Anda sudah melihatnya."

"Dan ketika Anda berada di tengah negosiasi lalu tiba-tiba Anda menjatuhkan sanksi tambahan, kami (terlanjur) melakukan banyak hal."

"Saya mengenakan tarif ke China, yang jauh lebih buruk daripada sanksi yang dapat Anda bayangkan."

Pemerintahan Trump dikritik karena dianggap pilih-pilih dalam menghukum pelanggaran hak asasi manusia.

Padahal, pekan lalu Trump menandatangani undang-undang yang akan mengesahkan sanksi terhadap pejabat yang terlibat dalam kasus Xinjiang.

Tudingan Bolton

Wawancara dengan Axios dilakukan pada Jumat (19/6/2020), ketika pemerintahan Trump disibukkan dengan tudingan-tudingan dari sebuah buku yang diterbitkan mantan ajudannya, John Bolton.

Bolton dalam bukunya menyatakan, Trump memberi tahu Xi Jinping bahwa dia menyetujui pendirian kamp-kamp di Xinjiang. Tuduhan itu langsung dibantah Trump.

Mantan Penasihat Keamanan Nasional tersebut juga mengklaim bahwa pada 2018, Trump meminta Xi meningkatkan pembelian produk pertanian AS untuk membantunya terpilih lagi di pemilu 2020.

"Tidak, tidak sama sekali," bantah Trump kepada Axios ketika ditanya tentang permintaan itu.

"Apa yang saya katakan kepada semua orang - bukan hanya Presiden Xi - saya ingin mereka berbisnis dengan negara ini. Saya ingin mereka melakukan lebih banyak bisnis dengan negara ini."

"Apa yang baik untuk negara baik untuk saya... Apa yang baik untuk negara juga baik untuk pemilihan."

Trump lalu menambahkan, "Tapi saya tidak berkeliling mengatakan 'Oh, bantu pemilihan saya'. Mengapa saya harus mengatakan itu?"

"Dan ingat, ketika saya berbincang dengannya, seluruh ruangan penuh dengan orang-orang... Saya tidak akan mengatakan hal seperti itu."

https://www.kompas.com/global/read/2020/06/22/175028370/amankan-kesepakatan-dagang-dengan-china-trump-tunda-sanksi-ke-xinjiang

Terkini Lainnya

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Rangkuman Hari Ke-813 Serangan Rusia ke Ukraina: Xi Jinping dan Putin Buat Kesepakatan | Zelensky Akui Situasi Sulit di Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-813 Serangan Rusia ke Ukraina: Xi Jinping dan Putin Buat Kesepakatan | Zelensky Akui Situasi Sulit di Kharkiv 

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke