Muhammad Zubair adalah satu dari dua penumpang selamat, ketika pesawat jenis Airbus A320 itu menabrak rumah pada Jumat waktu setempat (22/5/2020).
Otoritas kesehatan di Provinsi Sindh menerangkan, 97 orang terkonfirmasi tewas, dengan penyebab jatuhnya Pakistan International Airlines diselidiki.
Menurut keterangan pejabat anonim kepada Reuters, ada kemungkinan pesawat itu jatuh karena gagal mengangkat bagian bawah.
Foto yang menyebar di media sosial memperlihatkan adanya tanda hangus di bawah kedua mesin, dengan tidak adamya bagian bawah pesawat saat jatuh.
Insiden itu terjadi beberapa hari setelah Pakistan membuka kembali penerbangan komersial, yang sempat ditutup karena virus corona.
Bagaimana Muhammad Zubair meloloskan diri?
Penerbangan PK8303, membawa 91 penumpang dan delapan kru, termasuk mereka yang hendak pulang untuk Idul Fitri, berangkat dari Lahore.
Saat mendekati Bandara Internasional Jinnah, Karachi, pada pukul 14.30 waktu setempat, pesawat Airbus A320 itu mulai menurun.
Zubair, yang menderita sejumlah luka minor, mengungkapkan pesawat itu sempat mencoba mendarat sebelum jatuh 1-15 menit kemudian.
"Tidak ada yang menyangka pesawat ini bakal jatuh. Sebab, terbangnya sangat mulus," jelasnya seperti diwartakan BBC Sabtu (23/5/2020).
Begitu pesawat menghantam tanah dengan keras, dia sempat kehilangan kesadaran. Kemudian saat terbangun, dia mengaku mendengar jeritan penumpang lain.
"Datang dari berbagai arah. Anak-anak dan orangdewasa. Yang saya lihat hanya api. Saya tak bisa melihat orang lain. Hanya jeritan mereka," kata dia.
Begitu sadar sepenuhnya dan mendapatkan tenaganya, Zubair segera menuju ke tempat yang terdapat cahaya. Dia mengaku harus meloncat hingga tiga meter untuk menyelamatkan diri.
Mengapa pesawat itu jatuh?
Pakistan Internasional Airlines (PIA) hanya tinggal sedikit jaraknya dari bandara ketika turun dan menghantam permukiman Model Colony.
Saksi mata Mohammed Uzair Khan menceritakan, dia mendengar suara keras dan bergegas keluar rumah. Ada empat rumah yang hancur.
"Saya melihat banyak asap dan api. Mereka adalah tetangga saya. Tak bisa saya katakan betapa menyeramkannya saat itu,' tutur Khan.
Rekaman percakapan antara pilot dengan lalu lintas udara dipublikasikan. Saat itu, sang pilot terdengar mengatakan mereka mengalami "gagal mesin".
Seorang petugas lalu lintas udara kemudian menanyakan apakah dia bisa melakukan "pendaratan perut", yang dijawab teriakan "mayday, mayday, mayday".
Penyelidik menjelaskan, mereka akan segera mengambil kotak hitam untuk menentukan penyebab pasti kecelakaan, dengan komisi untuk menginvestigasinya telah dibentuk.
Airbus menerangkan, pesawat mereka itu mulai beroperasi pada 2004, sebelum dibeli PIA di 2014, dan saat ini telah mempunyai 47.100 jam terbang.
https://www.kompas.com/global/read/2020/05/23/155303670/yang-saya-lihat-hanya-api