Korban adalah gadis cilik berusia 6 tahun. Matanya dilukai agar anak tersebut tidak dapat mengidentifikasi ciri-ciri pelaku.
Anak gadis itu kini dalam kondisi kritis di rumah sakit kota Jabalpur, menurut keterangan polisi kepada BBC.
Menteri Kepala negara bagian itu, Shivraj Singh Chouhan, menyebut serangan tersebut "memalukan".
Dilansir dari BBC, polisi mengatakan gadis itu sedang bermain dengan teman-teman di dekat rumahnya di sebuah desa distrik Damoh pada Rabu malam (22/4/2020) ketika ia diculik.
Dia ditemukan pada Kamis pagi (23/4/2020) tidak sadarkan diri dengan tangan terikat, di sebuah bangunan yang ditinggalkan di desa.
"Kami menemukan matanya dilukai oleh pelaku, yang juga menyebabkan luka-luka di wajahnya," kata pengawas distrik Hemant Chauhan kepada kantor berita Press Trust of India (PTI).
"Dokter sedang mengoperasi matanya," lanjut pernyataan tersebut dikutip dari BBC Kamis (23/4/2020).
Hadiah 10.000 rupee (Rp 2 juta) ditawarkan untuk informasi masyarakat yang bisa mengarahkan ke penangkapan.
Chauhan mengatakan, beberapa tersangka telah diperiksa dan polisi berharap bisa segera melakukan penangkapan.
Perkosaan dan kekerasan seksual menjadi sorotan khusus di India sejak 2012, ketika terjadi pemerkosaan geng dan pembunuhan seorang wanita muda di sebuah bus di ibu kota, Delhi.
Kasus itu menimbulkan protes besar dan perubahan undang-undang pemerkosaan India, tetapi belum ada tanda-tanda kejahatan terhadap perempuan dan anak perempuan berkurang.
Menurut angka kejahatan terbaru, setiap korban pemerkosaan keempat di India adalah anak-anak. Dalam sejumlah besar kasus pemerkosaan, para korban dapat mengenali pelaku.
Pada Februari seorang pria 25 tahun ditangkap karena diduga memperkosa seorang gadis 5 tahun di lokasi kedutaan AS di Delhi.
Pada November, perkosaan geng dan pembunuhan seorang dokter hewan berusia 27 tahun di kota Hyderabad juga menjadi sorotan dunia serta memicu banyak protes.
https://www.kompas.com/global/read/2020/04/24/105248570/kasus-perkosaan-gadis-cilik-di-india-pelaku-lukai-mata-korban-agar-tidak