Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dobrak Tradisi Ratusan Tahun, Paus Fransiskus Pimpin Misa Paskah Tanpa Umat via Livestream

Wabah virus corona telah mengubah tradisi-tradisi Vatikan belakangan ini. Bahkan kebaktian di Basilika Santo Petrus diganti dengan doa yang dibacakan Paus Fransiskus via livestream dari perpustakaan pribadinya.

Satu-satunya "hadirin" nanti adalah kamera, dan Paus 83 tahun asal Argntina tersebut mengakui seluruh pengalaman ini membuatnya serasa "dikurung".

Hidup dalam kurungan

Paus Fransiskus membelah kesunyian saat memasuki Basilika Santo Petrus yang sunyi dan kosong, dengan jubah putihnya untuk prosesi Jumat Agung dan diterangi obor.

Sebelumnya itu dilakukan di sekitar Colosseum Romawi di hadapan setidaknya 20.000 orang, dan telah diadakan selama lebih dari 50 tahun.

Namun tradisi itu tak dapat dilakukan sejak Roma dan seluruh Italia hidup dalam aturan lockdown sejak awal Maret.

Tahun lalu Misa Minggu Paskah dan pemberkatan Urbi et Orbi dihadiri sekitar 70.000 umat di Lapangan Santo Petrus.

Menurut pantauan jurnalis AFP, pintu masuk Vatikan sekarang ditutup dan dijaga polisi bersenjata yang mengenakan masker serta sarung tangan karet.

Paus secara terbuka mengakui bahwa ia berjuang bersama semua orang untuk melalui masa-masa sulit ini.

"Kami harus menanggapi lockdown dengan semua kreativitas kami," kata Paus Fransiskus dalam sebuah wawancara yang diterbitkan oleh beberapa surat kabar Katolik minggu ini.

"Kita bisa menjadi depresi dan terasing... atau kita bisa menjadi kreatif," lanjutnya.

Improvisasi agama

Doa-doa virtual dari Paus adalah contoh improvisasi kegiatan keagamaan di masa penerapan physical distancing dan lockdown. Para umatnya pun sudah mengikuti sarannya dan menemukan solusi kreatif.

Oleh karena itu, Uskup Agung Panama ikut mengudara dan menberkati bangsa kecilnya di Amerika Tengah dari sebuah helikopter.

Orang-orang Spanyol paun menyalakan musik religi di balkon mereka selama Pekan Suci.

Kemudian di Amerika Serikat (AS), sebuah katedral di New York City mengganti deretan kursi kayu dengan tempat tidur rumah sakit, untuk berjaga-jaga kala rumah sakit di sekitarnya tak sanggup lagi menampung pasien.

Gereja Katolik di Filipina mendesak umatnya tidak mencium salib, sedangkan mitra ortodoksnya di Yunani berencana mengadakan misa secara tertutup untuk Paskah pada 19 April.

Lalu orang-orang Yahudi di seluruh dunia menggunakan Zoom atau aplikasi konferensi video lainnya untuk beribadah di rumah ketika liburan Paskah 8 hari dimulai pada Rabu malam (8/4/2020).

Westminster Abbey di London juga mengikuti tren teknologi dengan merilis podcast Paskah untuk umatnya di Gereja Anglikan.

Lalu para pastor di Gereja Katolik Roma di barat daya kota Lourdes, Perancis, menyampaikan doa 9 hari berturut-turut pada Minggu via Facebook Live dan YouTube.

Perayaan berbeda dari Paus

Paus Fransiskus di tahun-tahun sebelumnya menjalani Kamis Putih yang menandai Perjamuan Terakhir Kristus, dengan membasuh kaki 12 narapidana di pinggiran Roma. Wabah virus corona membuatnya tak mungkin dilakukan.

Sebagai gantinya Paus mengucapkan doa untuk puluhan pastor dan pekerja kesehatan yang meninggal di seluruh Italia saat merawat pasien, sejak Covid-19 mulai menyebar di kawasan Italia pada Februari.

Ia mengundang 5 perawat dan dokter untuk menemaninya dalam prosesi Jumat Agung untuk memberi penghormatan ke pengorbanan dalam profesi mereka selama sebulan terakhir.

Kepada surat kabar Katolik ia mengatakan, orang-orang di seluruh dunia dapat mencoba melarikan diri secara rohani dari karantina melalui introspeksi.

"Jadi: dalam lockdown tetap merindukan, dengan ingatan yang mendambakan dan melahirkan harapan," katanya.

"Inilah yang akan membantu kita melarikan diri dari karantina kita," pungkas Paus yang telah dites virus corona dua kali dan semua hasilnya negatif.

https://www.kompas.com/global/read/2020/04/12/151900070/dobrak-tradisi-ratusan-tahun-paus-fransiskus-pimpin-misa-paskah-tanpa

Terkini Lainnya

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke