Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Covid-19, Ulama di Inggris dan AS Imbau Muslim Siapkan Adaptasi Terkait Proses Kremasi

LONDON, KOMPAS.com - Abu Eesa Niamatullah, seorang imam yang bertempat tinggal di Manchester, Inggris, mengatakan bahwa umat Islam harus siap menerima perubahan (kremasi) jika situasi wabah virus corona memburuk.

"Kita semua tahu dengan keadaan kita sekarang untuk mengatasi gelombang kematian yang besar (akibat virus corona),

terutama bagi umat Islam dengan serangkaian proses yang diperlukan dan kesakralan tubuh (ketika merawat jenazah), bahwa ini adalah wilayah penting yang menjadi perhatian," katanya sebagaimana dilansir dari Middle East Eye.

Inggris baru-baru ini mengeluarkan amandemen Undang Undang terkait peraturan kremasi bagi jenazah dengan Covid-19.

Undang Undang ini berstatus wajib apabila angka kematian yang disebabkan oleh virus corona terus melonjak.

Meski begitu, Undang Undang tersebut pada akhirnya melunak dengan tidak mewajibkan bagi komunitas muslim dan yahudi serta kepercayaan atau agama lain yang melarang prosesi kremasi.

Kedua komunitas agama tersebut mendapat hak yang dihormati terkait urusan penguburan jenazah karena kremasi tidak diperbolehkan dalam agama Islam dan Yahudi.

Sementara itu, Sekretaris Kesehatan AS, Matt Hancock pada bulan Maret juga mengatakan kalau pemerintah AS sadar bahwa tindak kremasi harus disetujui oleh pihak keluarga dan komunitas agama. Untuk itu pemerintah AS sepakat dengan perubahan Undang Undang yang juga disepakati oleh Inggris.

Memang, proses kremasi dilarang di dalam Islam, di mana Islam mengharuskan setiap orang yang telah wafat dikuburkan.

Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC) di AS mengatakan bahwa orang-orang yang telah meninggal, termasuk orang-orang dengan Covid-19, dapat dikremasi atau dimakamkan sesuai dengan preferensi keluarga.

Namun, situasi di AS semakin memburuk, kekhawatiran mulai meningkat apabila rancangan Undang Undang tentang kremasi ini dapat diterapkan.

"Kami benar-benar optimis (untuk tidak mengesahkannya) dan berharap bahwa komunitas Muslim (di AS) tidak harus menghadapi itu," kata Nassimi.

Daoud Nassimi adalah seorang ulama sekaligus Associate Professor Agama Islam dan agama-agama dunia di Northern Virginia Community College, AS.

"Kami berharap bahwa pemerintah juga bekerja sama dan membuat pengecualian bagi komunitas agama (yang tidak dianjurkan di kremasi), seperti muslim dan mengizinkan mereka melakukannya dengan cara mereka sendiri," katanya.

Nassimi juga menambahkan bahwa untuk saat ini, penganut agama di AS memang harus bersiap untuk menghadapi perubahan. Kuncinya adalah memastikan semua orang memahami situasinya.

"Islam telah memberi kita cukup banyak fleksibilitas. Dan memahami serta mengikuti fleksibilitas itu membuat kondisi jauh lebih mudah," ujar Nassimi.

"Ketika orang mengerti, maka mereka (akan) mengikuti. Dan saya tidak melihat ada pertentangan atau ada yang mempermasalahkan itu," pungkasnya.

https://www.kompas.com/global/read/2020/04/08/142000570/covid-19-ulama-di-inggris-dan-as-imbau-muslim-siapkan-adaptasi-terkait

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke