Keterangan tersebut disampaikan para pejabat setempat pada Senin (30/3/2020), dan menambahkan bahwa dua serangan terjadi ketika kedua kubu seharusnya bersiap untuk pembicaraan damai.
Dalam salah satu insiden di Minggu malam (29/3/2020), Taliban menewaskan setidaknya 6 tentara dan 13 polisi serta milisi pro-pemerintah.
Serangan terjadi di beberapa pos dekat bangunan markas polisi di timur laut provinsi Takhar, ujar Khalis Assir juru bicara kepolisian provinsi itu.
Sebuah pesta pernikahan sedang digelar di gedung saat itu, tetapi para penyerang tidak bisa merangsek ke dalam.
"Polisi melawan dengan berani dan mencegah Taliban memasuki perayaan," kata Assir, dikutip dari AFP.
Kemudian Mohammad Azam Afzali, anggota dewan provinsi Takhar, memberikan angka korban tewas yang lebih rendah.
Menurutnya, yang tewas dalam pertempuran selama 7 jam itu sebanyak 17 polisi dan milisi pro-pemerintah.
Sampai berita ini dirilis, Taliban belum memberi tanggapan.
Sementara itu serangan Taliban ke pos tentara di selatan provinsi Zabul pada Minggu malam (29/3/2020) menewaskan setidaknya 6 tentara, ungkap Kementerian Pertahanan dalam sebuah pernyataan.
Sebanyak 4 orang juga cedera akibat ledakan bom yang melekat di sebuah truk kecil.
Kementerian Dalam Negeri mengatakan insiden ini terjadi pada Senin pagi (30/3/2020) di kota Kabul.
Hingga berita ini diunggah belum ada yang mengklaim serangan bom itu.
Pertumpahan darah terbaru ini terjadi selama upaya diplomatik untuk memulai pembicaraan damai antara pemerintah Afghanistan dan Taliban.
Para pemberontak sepakat untuk berbicara dengan pemerintah, berdasarkan kesepakatan dengan Amerika Serikat (AS) yang ditandatangani di Doha bulan lalu.
Akan tetapi rencana pembicaraan itu terhambat oleh perselisihan pertukaran tahanan, dan Taliban mempermasalahkan tim negosiasi Kabul.
Sabtu lalu Taliban menolak tim negosiasi pemerintah Afghanistan yang dibentuk untuk mengadakan pembicaraan damai.
Pemerintah Afghanistan mengumumkan tim beranggotakan 21 orang termasuk 5 wanita, untuk mengambil bagian dalam pembicaraan mendatang.
Namun Taliban dalam sebuah pernyataan mengatakan pemerintah tidak mengajukan tim "inklusif".
"Kami hanya akan duduk untuk berbicara dengan tim negosiasi yang sesuai dengan perjanjian kami dan dibentuk sesuai dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan," kata pernyataan itu.
"Untuk mencapai perdamaian sejati dan abadi, tim yang disebutkan di atas harus disetujui oleh semua pihak Afghanistan yang efektif," katanya.
Taliban menambahkan bahwa mayoritas dari mereka yang terlibat dalam perundingan "intra-Afghanistan" telah menolak tim tersebut, tanpa menyebutkan spesifik siapa saja.
Pembicaraan seharusnya dimulai di Oslo pada 10 Maret. Sekarang, tidak jelas kapan mereka akan memulainya.
https://www.kompas.com/global/read/2020/03/30/202311370/taliban-bunuh-puluhan-polisi-afghanistan-dalam-dua-kali-serangan