Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Gecok, Olahan Kambing yang Mulanya Dikenal Sebagai Jamu

Kompas.com - 10/09/2023, 16:05 WIB
Dian Ade Permana,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

"Memang zaman dulu menyebutnya jamu gecok, karena sebagai jamu untuk memulihkan kondisi setelah capai bekerja. Selain banyak rempah, kuahnya juga hangat, jadi menyegarkan badan," jelas Eko.

 
Setiap hari, Eko setidaknya memasak 10 kilogram daging kambing untuk olahan gecok. Dia menggunakan semua bagian kambing, kecuali jeroan.

"Untuk jeroan memang tidak digunakan, pengunjung kurang suka. Paling banyak diminati itu kaki dan kepala," paparnya.

Eko juga tidak main-main dalam memilih daging kambing. Setiap hari dia membeli daging segar di Kota Salatiga.

"Harus daging yang dipotong hari itu juga, jadi saya pilih ke pasar untuk memastikan. Dulu pernah dikirim ke rumah, tapi dagingnya sudah dibekukan, saya tolak karena rasanya masakan jadi beda," tegasnya.

Baca juga: 10 Cara Masak Daging Kambing agar Empuk dan Tidak Bau Prengus 

Satu porsi gecok plus nasi dan teh dijualnya seharga Rp 30.000.

"Kalau untuk pembeli memang lebih banyak yang datang langsung, apalagi kalau Sabtu dan Minggu itu, pembelinya lebih banyak, ada komunitas sepeda dan touring,: jelasnya. 

"Mereka kadang juga bungkus juga untuk keluarga di rumah. Kalau yang jauh-jauh ya banyak dari Jakarta, Bandung, Jogja," jelas Eko.

Menurut Eko, wilayah Tlogo Karanganyar sudah dikenal sebagai kampung gecok.

"Dinas Pariwasata juga sering mengajak pameran untuk buka stand, kalau acara-acara kita sering diundang. Harapannya promosi lebih digencarkan agar gecok semakin terkenal dan mendatangkan manfaat bagi masyarakat," terangnya.

Eko menegaskan antar pedagang gecok juga saling mendukung karena mereka memiliki pangsa pasar sendiri-sendiri.

"Kita juga masih saudara, selain itu ada juga yang dulu membantu keluarga saya. Semua masakan ada cirinya sendiri, pengunjung bisa memilih yang sesuai seleranya," jelas dia.

Baca juga:

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Foodplace (@my.foodplace)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com