Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Olah Ikan Patin dari Kulit hingga Duri, UKM di Jatim Usung Zero Waste

Kompas.com - 12/05/2023, 15:07 WIB
Krisda Tiofani,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mengolah daging patin sudah biasa. Usaha Kecil Menengah (UKM) di Jawa Timur justru membuat produk makanan dari kulit dan duri patin.

Sudarti, pemilik PT Dua Putri Tavida adalah pelopornya. Ia mengaku sebagai orang pertama yang memanfaatkan limbah pabrik ikan filet di Kabupaten Pasuruan.

"Waktu 2018 itu pabrik membuang limbah berupa kulit ikan, enggak ada yang mau. Akhirnya dikasih ke saya gratis," ujar Sudarti saat ditemui Kompas.com di ICA Chef Expo, Ji Expo Kemayoran, Rabu (10/5/2023).

Pertama kali mengolahnya, Sudarti sama sekali tidak memelajari pengolahan kulit ikan patin secara teori. Ia langsung mencoba berbagai cara untuk menghasilkan makanan.

Kecintaannya terhadap ikan patin menjadi bekal merintis usaha ini. Ia berupaya memanfaatkan semua bagian ikan dan mengusung konsep zero waste dan bertahan lama hingga satu tahun.

Perlahan tetapi pasti, ia menemukan metode mengolah kulit ikan patin dan membuat crakers atau kerupuk untuk pertama kalinya.

Produk olahan kulit ikan itu bukan yang pertama kali dibuatnya. Sudarti mulanya memanfaatkan sisa daging ikan yang menempel di kulit.

Dikeruknya sisa daging hingga bersih, dikumpulkan, dan dijadikan bahan baku makanan beku, seperti siomay, tahu bakso, dan nugget.

Sudarti, pemilik PT Dua Putri Tavida di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur yang membuat makanan dari kulit dan duri ikan patin.Kompas.com/Krisda Tiofani Sudarti, pemilik PT Dua Putri Tavida di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur yang membuat makanan dari kulit dan duri ikan patin.

"Mereka (pabrik) mengekspor daging filet ikan patin. Saya diberi bagian kulit dan durinya. Waktu itu masih ada sisa daging di kulit dan saya manfaatkan juga," jelas Sudarti.

Sudarti terus mengulik pemanfaatan bagian lain dari ikan ini, khususnya tulang atau duri.

Setelah tiga tahun, tepatnya pada 2021, ia akhirnya menemukan pengolahan yang cocok untuk duri ikan patin.

"Duri ikan dipresto biar lembut dan lembek, enggak bakal bisa tanpa presto. Habis itu dioven dan dijadikan tepung menggunakan blender," tuturnya.

Duri ikan bubuk sejauh ini digunakannya sebagai campuran dalam adonan mi hingga taburan es krim.

Bersama sang kakak, dua orang anak, dan empat karyawannya, Sudarti mampu meraih omzet hingga Rp 50 juta per bulan dari produk olahan ikan patin. 

Produk olahan ikan patinnya kini berjumlah 25, terdiri dari stik ikan, basreng, sambal kering, sambal basah, pentol, sosis, rolade, otak-otak, tempura, hingga samosa. Dijual mulai dari Rp 7.500 hingga Rp 40.000.

Produk olahan ikan patin milik PT Dua Putri Tavida di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Kompas.com/Krisda Tiofani Produk olahan ikan patin milik PT Dua Putri Tavida di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Sisa lemak dari kulit ikan juga dimanfaatkannya untuk membuat minyak. Minyak ini dijual seharga Rp 55.000 per liter dalam kondisi bersih.

Sudarti sempat menaruh produknya di retail, tetapi kini hanya melayani pembelian via reseller dan pre order dua hari sebelumnya.

Ia juga aktif menerima pesanan dari dinas pemerintahan terkait dan berhasil mendapatkan sertifikasi.

Mulai dari sertifikat Halal MUI, sertifikat Good Manufacturing Practices (GMP), dan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Produk olahan patin PT Dua Putri Tavida bisa dipesan melalui WhatsApp 0822 3107 4108.

Baca juga:

Bisini olahan ikan inspiratif dari Blitar

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com