Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/03/2022, 16:04 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kombucha ialah teh fermentasi yang terbuat dari campuran bakteri dan ragi. Biasanya bakteri dan ragi akan dicampur ke dalam teh hitam atau teh hijau dan didiamkan selama beberapa mingu sebelum dikonsumsi.

Dikutip dari Taste of Home, ahli gizi di Health-Ade Wilow Jarosh, MS, RD mengatakan campuran bakteri dan ragi di dalam teh manis akan menghasilkan asam asetat yang dinilai baik untuk kesehatan.

Campuran bakteri dan ragi yang difermentasi di dalam teh disebut juga dengan koloni simbiosis bakteri dan ragi (scoby).

Melansir Medical News Today, selama proses fermentasi, ragi pada scoby akan memecah gula di dalam teh dan melepaskan bakteri probiotik.

Setelah difermentasi, simbiosis tersebut akan menghasilkan kombucha yang berkarbonasi, sehingga menyisakan teh yang bergelembung dan bersoda.

Biasanya kombucha berwarna kuning keorenan dan memiliki rasa sedikit manis dan asam.

Kombucha memiliki manfaat kesehatan yang sama dengan makanan fermentasi lainnya seperti yoghurt dan asinan.

Bakteri dan ragi yang ada di dalam kombucha mengandung probiotik yang dapat membantu meningkatkan kesehatan usus.

Baca juga:

Kombucha juga menjadi pilihan minuman penghilang ngantuk yang dapat dicoba.SHUTTERSTOCK Kombucha juga menjadi pilihan minuman penghilang ngantuk yang dapat dicoba.

Sejarah kombucha

Dikutip dari Vox.com, kombucha diperkirakan dibuat pertama kali pada awal Dinasti Qin di China sekitar 221 Sebelum Masehi. Bagi masyarakat China, kombucha disebut juga dengan teh keabadian.

Menurut sejarahnya, teh keabadiaan di China dibawa oleh seorang dokter Korea melintasi laut Jepang pada 414 Sebelum Masehi. 

Konon, dokter tersebut bernama Kombu, dan diyakini nama kombucha berasal dari namanya. Namun, dalam bahasa Jepang kombucha berasal dari gabungan kata "kombu" yang berarti rumput laut dan "cha" yang berarti teh. 

Menurut Britannica, meskipun kombucha berasal dari China tetapi minuman ini banyak diseduh di beberapa bagian Eropa Timur, khususnya pedesaan di Rusia. 

Para peneliti menemukan bahwa kombucha sudah tersebar dan dikonsumsi oleh berbagai negara yang dilintasi jalur perdagangan kuno seperti dari Asia Timur ke Rusia. Setelah itu menyebar ke Ukraina, Jerman, dan Swiss. 

Populernya kombucha bagi masyarakat dunia tidak hanya karena rasanya yang dinilai enak dan mudah dibuat melainkan juga karena manfaat kesehatannya. 

Baca juga:

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Foodplace (@my.foodplace)

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com