Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masak dan Berkegiatan Bareng Anak, Salah Satu Cara Hilangkan Kecemasan

Kompas.com - 22/07/2021, 18:45 WIB
Silvita Agmasari

Editor

KOMPAS.com - Penelitian yang dilakukan oleh Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia bersama Kemendikbud di 12 provinsi terhadap siswa SD-SMA/K menunjukkan pentingnya pendampingan termasuk saat belajar dalam menjaga kesehatan mental anak.

Sementara bagi orang tua khususnya yang menjalani WFH (bekerja dari rumah), mereka membutuhkan dukungan psikologis, agar dapat menemukan keseimbangan antara pekerjaan  dan pendampingan anak.

“Di tengah situasi saat ini, kesehatan menjadi faktor terpenting yang perlu dijaga dan dilindungi. Bukan hanya kesehatan fisik, kesehatan mental menjadi isu yang perlu kita perhatikan bersama," ungkap Country General Manager Indonesia, PT Beko Appliances Indonesia, Ali Cagri Gonculer, sesuai siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (22/7/2021).

Baca juga: Resep Es Krim Kacang Madu, Bikin Camilan Bareng Anak di Rumah

Ali menyebutkan pandemi tak hanya berpengaruh pada orang dewasa, nyatanya kondisi ini juga berdampak pada kualitas kesehatan fisik dan mental anak.

"Sebagai mitra keluarga Indonesia yang berkomitmen untuk mendukung masyarakat menjalani hidup yang lebih sehat, Beko berupaya untuk menghadirkan rangkaian produk rumah tangga yang dapat menjadi solusi, dan mengurangi beban pekerjaan rumah tangga," ungkap Ali.

"Teknologi yang dihadirkan bukan hanya terdepan, tapi juga memungkinkan penggunanya untuk hidup lebih bersih dan sehat. Membawa kualitas ala profesional, di rumah penggunanya,” pungkasnya.

Pentingnya orang tua untuk menjaga kesehatan mental diri dan anak juga disampaikan Psikolog anak, Vera Itabiliana Hadiwidjojo.

“Tentu tidak mudah bagi orang tua untuk menenangkan diri menghadapi situasi penuh ketidakpastian seperti saat ini," kata Vera.

Namun, ia mengingatkan kondisi mental anak sangat bergantung pada orang tuanya.

Baca juga: Resep Tahu Fantasi Telur Puyuh, Camilan Favorit Anak-anak

Oleh karena itu, Vera menyarankan orang tua perlu mengatur siasat untuk terus saling mendukung dalam menghadapi situasi penuh tantangan seperti saat ini.

Ditambahkan Vera, kecemasan yang dialami anak umumnya dipengaruhi oleh situasi di sekitarnya termasuk bagaimana orang tua menyikapi sesuatu.

Jika orang tua cemas berlebihan akan situasi saat ini misalnya, anak akan ikut cemas. Anak bisa menjadi cemas ketika melihat orang tuanya bertengkar, sedih melihat orang tuanya sakit.

Cemas karena dilarang bermain di luar, tidak bisa bertemu teman, juga terhadap tugas sekolah yang banyak.

Ketika mengalami kecemasan, anak akan sering terlihat murung, tidak bersemangat sehingga terkesan malas.

Anak juga lebih emosional, sulit tidur atau bahkan tidur terus, pola makan terganggu, menarik diri, serta kehilangan minat atas aktivitas yang biasanya disenangi.

Baca juga: Resep Nugget Ikan Sayur, Makanan Enak dan Bergizi untuk Anak

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com