Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Penjual Kerupuk dan Pempek Palembang Saat Pandemi, Sebulan Omzet Rp 100 juta

Kompas.com - 18/06/2021, 15:09 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

KOMPAS.com - Ayub Antonius, pengusaha kerupuk sukses menjadi pebisnis makanan yang muncul pada masa pandemi.

Lewat siaran pers Tokopedia yang diterima Kompas.com, Jumat (11/6/2021) Ayub merintis usaha dengan modal Rp 200.000 pada Maret 2020.

Kala itu ia membuka toko di Tokopedia dengan nama Pabrik Kerupuk Palembang. Ia menjual hampir seluruh jenis kerupuk khas Palembang.

Baca juga: 3 Tips Mulai Usaha Makanan dari Pengusaha Bakwan Juwarak

“Banyak sekali industri rumahan di Palembang yang memproduksi kerupuk. Ada yang tinggal di jalan setapak bahkan hutan,” jelas Ayub.

Dengan menggandeng para produsen kerupuk tersebut, secara tidak langsung Ayub juga memberdayakan nelayan lokal.

“Produsen-produsen ini ambil bahan segar pembuatan kerupuk, seperti ikan dan cumi, dari nelayan di Bangka Belitung,” jelas Ayub.

Ayub melakukan berbagai strategi untuk meningkatkan penjualan toko onlinenya.

Produk Pabrik Kerupuk Palembang. Dok. Tokopedia Produk Pabrik Kerupuk Palembang.

Mulai dari menghadirkan lebih banyak varian kerupuk, membuat promo hingga aktif mengikuti kampanye di Tokopedia.

"Seperti ikut Waktu Indonesia Belanja (WIB) Palembang dan Tokopedia Nyam,” jelas Ayub.

Baca juga: Perjalanan Donat Kalis Jogja dari Jual 12 Donat Kini Jadi 2.000 Per Hari

Kini Ayub mampu memperoleh omzet hingga Rp 100 juta per bulan dan membantu usaha pengrajin kerupuk yang berada di pelosok.

Selain Ayub, ada juga pengusaha Pempek Cek Dung yakni Devi Indriyani. Ia merintis usaha pempek ikan gabus dengan peralatan dapur sederhana pada 2014.

Sejak pandemi, Devi berjualan pempek dengan platform digital seperti Tokopedia.

"Setiap bulan, hampir 400 paket terjual melalui Tokopedia. Dengan kenaikan penjualan masa pandemi ini, kami bersyukur bisa menambah tiga karyawan untuk menangani pengemasan," cerita Devi.

Devi Indriyani pengusaha Pempek Cek Dung. Dok. Tokopedia Devi Indriyani pengusaha Pempek Cek Dung.

Ia mengaku omzetnya mencapai Rp 40 juta setiap bulan, hanya berjualan di Tokopedia.

Devi juga terus berinovasi membuat pempek, seperti menambah varian pempek udang, vegan, tanpa MSG, mercon, dan mozarella.

"Kanal digital seperti Tokopedia sangat berdampak luar biasa terhadap usaha kami," kata Devi.

Baca juga: Tips Mulai Usaha Makanan Online dari Pengusaha yang Sukses Saat Pandemi

Ia berharap para pegiat usaha lokal lainnya bisa terus menciptakan peluang dan berperan dalam melestarikan kuliner nusantara melalui Tokopedia.

Head of Regional Growth Expansion (RGX) Tokopedia, Trian Nugroho, mengatakan, inisiatif Hyperlocal Tokopedia bertujuan mengajak masyarakat belanja dari penjual terdekat sekaligus mendorong lebih banyak pegiat usaha di Indonesia.

"Khususnya UMKM lokal, menggerakkan ekonomi daerah lewat pemanfaatan teknologi,” tutup Trian.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com