KOMPAS.com – Hingga kini pandemi Covid-19 masih melanda dunia. Berbagai masalah yang jadi akibat dari pandemi ini pun menanti untuk ditangani. Salah satunya masalah ketahanan pangan dunia.
Menurut Vice President Programs at The Global FoodBanking Network Douglas L. O’Brien, pemulihan untuk masalah pangan dunia akan sangat panjang.
Salah satu pihak yang menurutnya penting untuk ambil bagian dalam isu ketahanan pangan akibat Covid-19 ini adalah pemerintah.
“Pemerintah harus mengembangkan lebih jauh tindakan pencegahan secara sosial. Selain itu yang paling penting juga memberi bantuan untuk menjalankan food bank,” kata Douglas dalam webinar “Foodcycle World Food Day 2020” pada Jumat (9/10/2020).
Baca juga: Indonesia, Negara Penghasil Limbah Makanan Peringkat Kedua Tertinggi di Dunia
The Global FoodBank Network (GFN) yang punya cabang di hampir setiap negara di dunia berusaha untuk memberikan bantuan pada para anggotanya.
Menurut Douglas, ada beberapa strategi yang bisa dikembangkan untuk membantu pemulihan akibat pandemi Covid-19 ini. Pertama adalah untuk mengukur skala kemampuan food bank.
Sekuat apa infrastruktur yang mereka memiliki agar bisa membantu lebih banyak orang.
Selain itu, GFN juga berusaha untuk mendorong para pemimpin untuk membantu.
“Kami juga mendorong penanganan masalah terkait mereka yang paling terdampak di komunitas. Terutama anak-anak. Bagaimana food bank harus melindungi anak-anak yang tidak punya akses ke makanan,” jelas Douglas.
Salah satu kekuatan GFN adalah sistem peer to peer network. Food bank di seluruh dunia akan berbagi informasi.
Mereka kemudian akan saling belajar, mengadaptasi, dan menerapkannya dalam sistem food bank mereka masing-masing.
Seluruh partner GFN secara global juga akan dilibatkan. Khususnya untuk membuat bantuan teknis serta menyediakan investasi finansial yang dibutuhkan.
Baca juga: Apa Sebab Terjadinya Limbah Pangan? Berawal dari Proses Pascapanen
Hal itu diharapkan bisa membantu food bank bertumbuh.
Nantinya food bank juga bisa mendapatkan apa yang mereka butuhkan untuk bisa membantu komunitas dengan lebih baik lagi.
Sekitar 91 persen anak-anak di dunia terdampak penutupan sekolah akibat pandemi ini.